Dukacita, Sukacita

19 April 2025, 07:11 WIB

Puncta 19 April 2025
KEMATIAN selalu membawa kehilangan. Kematian meninggalkan perasaan duka yang mendalam, kesedihan yang menyesakkan. Demikian itu yang dialami oleh para perempuan yang mengikuti Yesus.

Selayaknya tradisi waktu itu, mereka datang ke kubur untuk memburati jenasah Yesus dengan rempah-rempah. Duka dan kesedihan mereka yang belum habis, ditambahi lagi dengan peristiwa yang tak disangka-sangka.

Batu penutup kubur sudah terguling dan mayat Yesus tidak ada di dalam kubur. Mereka termangu, bimbang dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Pertanyaan besar menghujam pikiran mereka. Apa yang terjadi?

Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.

Kalimat ini mengingatkan pembaca Injil dengan peristiwa Yesus berubah rupa di atas gunung dan saat Yesus terangkat naik ke surga.

Ada dua orang berdiri dengan pakaian yang berkilau-kilauan. Ini adalah peristiwa kemuliaan Yesus seperti di Gunung Tabor dan Bukit Zaitun saat Yesus naik ke surga.

Kebangkitan adalah peristiwa mulia yang hanya bisa dimengerti dengan kacamata iman. Bagi mereka yang percaya, perlahan-lahan dibimbing oleh Tuhan untuk memahami peristiwa itu.

Pesan dua orang yang berpakaian berkilauan itu menjelaskan apa yang sedang mereka alami.

“Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”

Yesus hidup. Ia bangkit dari kematian. Itu telah dikatakan sebelumnya kepada para murid-Nya. Merekalah yang kemudian menjadi pewarta pertama tentang kebangkitan. Para perempuan itu menjadi “Apostola Apostolorum” pemberita pertama kepada para rasul.

Para perempuanlah yang pertama-tama mendapat berita kebangkitan. Mereka yang pertama mengabarkan kepada para murid yang lain. Kendati para murid tidak percaya, namun mereka menjadi pekabar pertama.

Kebangkitan Kristus membawa dukacita menjadi sukacita, kesedihan menjadi kegembiraan. Gelap menjadi terang, kematian menjadi kehidupan. Putus asa menjadi berpengharapan. Hidup menjadi lebih bercahaya.

Habis gelap terbitlah terang,
Kartini Pahlawan perempuan.
Hari Paskah sudah datang,
Yesus bangkit bawa keselamatan.

Wonogiri, selamat Hari Raya Paskah
Romo A. Joko Purwanto Pr

Editor:Pilih Nama Editor
Sumber:

Artikel Terkait