Puncta 02.11.22
DALAM Tradisi Jawa ada upacara Ruwahan yakni mendoakan para arwah yang sudah meninggal menjelang bulan puasa.
Kalender Jawa menyebut bulan Ruwah. Pada saat itulah warga pergi ke makam untuk mengirim doa bagi mereka yang sudah meninggal.
Sebelum doa diadakan gotong royong membersihkan makam di desa. Semua orang datang untuk bersih-bersih kuburan. Setelah itu dilakukan kenduri seluruh warga bersyukur bersama.
Dalam tradisi Katolik, Bulan November adalah bulan untuk mendoakan arwah semua orang beriman.
Banyak umat Katolik pergi ke makam untuk mendoakan sanak saudara yang sudah meninggal. Mereka juga membawa intensi dalam perayaan ekaristi bagi arwah para leluhur.
Tradisi mengirim doa bagi arwah yang gugur sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Yudas Makabe panglima perang Bangsa Yahudi mengirimkan derma ke Yerusalem untuk mendoakan para prajurit yang mati syahid.
Yudas mengingat akan kebangkitan orang mati dan membuat silih atas dosa-dosa mereka.
Dalam Credo, kita mengatakan bahwa kita percaya pada kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Maka Gereja mempunyai tradisi suci mendoakan arwah mereka yang sudah meninggal.
Kita tidak tahu apakah mereka sudah dalam kemuliaan surgawi atau masih di api penyucian. Doa-doa kita bisa membantu agar mereka diperkenankan menikmati damai abadi di surga.
Hari ini kita memperingati dan mendoakan arwah semua orang beriman. Kita diajak untuk mengenang dan berdoa bagi keselamatan jiwa-jiwa yang sudah meninggal.
Maria Simma seorang mistikus yang diberi kemampuan berkomunikasi dengan arwah orang yang sudah meninggal pernah berkata, “Banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan doa-doa kita agar mereka damai bersama Tuhan.”
“Setiap tindakan kasih sekecil apapun yang kita persembahkan kepada Tuhan, setiap persembahan kecil seperti puasa, penyangkalan diri dan setiap pengampunan sekecil apa pun bagi musuh-musuh kita adalah harta sejati yang kekal,” kata Simma.
Pada Bulan November yakni bulan arwah ini kita bisa melakukan silih dan doa-doa bagi mereka semua yang meninggal.
Pengorbanan-pengorbanan kecil seperti puasa dan melawan hawa nafsu ragawi sangat menolong bagi jiwa-jiwa di api penyucian itu.
Marilah kita gunakan bulan arwah ini untuk melakukan silih dan berdoa bagi keselamatan jiwa-jiwa saudara-saudari kita, agar mereka mengalami kedamaian kekal di surga.
Tabur bunga dan mengirim doa,
Bagi arwah para sanak saudara.
Mari kita melakukan silih dan puasa,
Agar jiwa mereka damai di surga.
Cawas, terimalah mereka dalam kasih-Mu Tuhan…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |