LOKAWARTA.COM,KARANGANYAR-Lebih dari 90% pembeli rumah sederhana yang mendapat subsidi dari dana FLPP adalah kalangan milenial.
Maka sangat beralasan jika para pengembang perumahan subsidi membidik anak-anak milenial dalam menjual perumahan yang mereka bangun.
Catatan BP Tapera menyebutkan, dari 99.557 unit rumah sederhana dengan subsidi FLPP senilai Rp 11,06 triliun, yang terjual hingga 30 Juni, 33.249 unit pembelinya berusia 26-30 tahun.
Diikuti usia 19-25 tahun sebanyak 30.536 unit, lalu usia 31-35 tahun sebanyak 17.273 unit, usia 36-40 tahun sebanyak 10.413 unit dan sisanya di atas 40 tahun sebanyak 8.086 unit.
“Pembeli rumah subsidi dari dana FLPP didominasi pekerja swasta sebanyak 93.010 orang, PNS 4.011 orang dan TNI/Polri sebanyak 2.536 orang,” kata Komisioner BP Tapera, Adi Setianto dalam siaran pers.
Lebih lanjut Adi Setianto mengatakan, penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), hingga 4 Juli 2022, mencapai 101.492 unit senilai Rp 11,27 triliun atau 44,91% dari target yang ditetapkan Kementerian Keuangan kepada BP Tapera.
Jika dilihat dari penyaluran dana FLPP untuk Q-2 TA 2022 melebihi target yang ditetapkan Kementerian Keuangan kepada Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Tercatat realisasi FLPP hingga 30 Juni 2022 sebanyak 99.557 unit senilai Rp 11,06 triliun atau 44,05% dari target tahun 2022.
“Semester I tahun 2022 kami ditargetkan untuk menyalurkan dana FLPP sebanyak 41% dari 226 ribu unit. Alhamdulillah telah tersalurkan 44,05% dari target yang ditetapkan,” kata Adi.
“Kami akan selalu mengawal hal ini, tidak hanya dari sisi penyaluran dana namun juga dari sisi ketepatan sasaran dan kualitas bangunan,” ungkap dia.
Sementara itu dari bank penyalur, kata dia, tertinggi BTN, baik konvensional maupun syariah sebanyak 65.882 unit, diikuti BNI 9.311 unit, BRI 8.831 unit dan BJB 4.290 unit serta BSI 3.157 unit.
“Kami masih optimis untuk Q-3 tahun 2022 target sebesar 68% dari 226 ribu unit akan dapat kami salurkan dengan baik,” ungkap Adi Setianto optimis.
BP Tapera tidak hanya memastikan penyaluran dana FLPP memenuhi target yang ditetapkan, melainkan kualitas bangunan dari hunian yang dibangun oleh para pengembang juga menjadi perhatian khusus.
Dengan aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (SiPetruk) yang ada saat ini, BP Tapera akan menggandeng pihak ketiga dalam hal proses verifikasi unsur/komponen bangunan yang diajukan para pengembang.
BP Tapera terus berkomunikasi dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DJPI Kementerian PUPR) dalam segi teknis pelaksanaan untuk menjaga kualitas bangunan rumah subsidi.
“Kita harapkan bersama dalam waktu dekat atau di tahun ini sudah dapat direalisasikan,” pungkasnya.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |