SOLO,LOKAWARTA.COM-Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menyesalkan adanya proyek mangkrak di Solo atau tidak tepat waktu penyelesaiannya.
Hal itu dikatakan saat memberi sambutan dalam halal bihalal yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia / Apindo Kota Surakarta, Kamis (18/5/2023).
Celakannya, lanjut Teguh, proyek proyek yang mangkrak itu dikerjakan oleh rekanan atau kontraktor luar daerah, bahkan luar pulau.
Menurut dia, banyak proyek di Kota Solo yang dibiayai dana dari APBN atau APBD dikerjakan rekanan luar daerah. Itu sangat dimungkinkan karena lelang terbuka secara online.
Karena itu,”Saya mendorong pada kontraktor atau rekanan di Solo siap berkompetisi mengikuti lelang agar bisa mengerjakan proyek proyek di Solo, terutama yang dibiayai APBD,” tandas Teguh.
Ketua Gapensi Surakarta Aria Sakti membenarkan keluhan wakil wali kota, terkait adanya proyek mangkrak atau tidak selesai. Menurut Aria, mangkraknya proyek tersebut jelas sangat mengganggu.
“Tidak selesainya proyek sesuai perencanaan memang tak merugikan pemerintah, karena rekanan yang mengerjakan bisa didenda atau pinalti. Tapi kalau proyek itu tidak selesai maka jelas akan mengganggu,” kata Aria.
Kenapa proyek itu mangkrak atau tidak selesai tepat waktu? Menurut Aria, kalau proyek itu dikerjakan orang-orang dari luar daerah, mungkin rasa memiliki dan tanggung jawabnya kurang sehingga ada kecenderungan bisa mangkrak.
Terkait tantangan wakil walikota agar rekanan di Solo lebih kompetitif dan berani, Aria mengatakan, bukanya teman-teman rekanan di Solo tidak kompetitif dan tidak berani ikut lelang terbuka secara online.
“Tapi yang terjadi, dalam lelang terbuka itu banyak rekanan luar daerah menawarkan harga yang tidak wajar, turun jauh di bawah 20 persen,” kata Aria.
“Kalau sudah seperti itu, keuntungan yang didapat rekanan sangat tipis dan yang menjadi korban adalah kualitas proyek yang dikerjakan.”
Aris berharap, ada solusi dari pemerintah kota, bagaimana caranya rekanan di Solo dapat bagian dengan banyaknya proyek di Kota Solo, terutama yang dibiayai APBD. Juga, bagaimana proyek-proyek yang dikerjakan itu tidak terhenti di tengah jalan.
Faktanya, kata dia, banyak proyek di Kota Solo tapi banyak rekanan lokal yang tidak mendapat. Akibatnya, banyak kontraktor tutup. “Dari 160 kontraktor anggota Gapensi Surakarta kini tinggal 62 kontraktor,” pungkas Aria.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |