LOKAWARTA.COM-Sejumlah anak muda ikut memandikan jenazah Yustinus Ari Widayanto (52) yang meninggal Sabtu (26/11/2023). Tidak berhenti sampai di situ, mereka yang dibimbing tim pangruktilayu lingkungan Santa Angela juga ikut merias jenasah sebelum dimasukan ke peti.
“Ini pengalaman pertama bagi saya, memandikan jenazah. Tidak ada yang ditakutkan, biasa-biasa saja,” kata salah seorang yang ikut memandikan.
Ya, kiprah anak muda yang berani ikut memandikan dan merias jenazah itu memang cukup mengejutkan. Sebab, pangruktilayu biasanya urusan orang tua. Lagi pula, memandikan dan merias jenasah butuh tehnik tertentu, sehingga tidak semua orang bisa melakukan. Lebih dari itu butuh nyali, butuh keberanian.
“Orang meninggal yang dimandikan dan dirias itu perlu diajak komunikasi, diajak bicara seperti halnya orang masih hidup. Sebab, meski jasatnya sudah mati, tapi jiwanya masih di sekitar, karena kematiannya belum lama,” kata Pastur Paroki Santo Pius X Karanganyar Romo Robertus Tri Widodo, ketika membuka kursus pangruktilayu, belum lama ini.
Lebih lanjut Romo Tri mengatakan, tidak semua orang bersedia menjadi pelayan untuk memandikan jenazah. Hanya orang-orang tertentu saja yang bersedia, terutama orang-orang yang sudah menep atine, sudah semeleh uripe, dan hidupnya sudah lepas pada hal-hal yang bersifat duniawi.
Makanya, Romo Tri memberi apresiasi pada umat yang mengikuti pelatihan memandikan jenazah, terutama anak anak muda. Sebab, itu membuktikan, bahwa mereka siap menyambut kematiannya.
“Kematian adalah sebuah kepastian tanpa mengenal usia. Tapi kita tidak tahu kapan kematian itu menjemout kita, karena itu kita harus siap dan berjaga-jaga,” kata Romo Tri Widodo.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |