LOKAWARTA.COM,JAKARTA-Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menekankan, satu hal yang perlu diwaspadai varian Omicron berasal dari transmisi lokal.
Dikatakan, beberapa kasus Covid-19 dari varian Omicron di negara-negara Eropa terjadi bukan dari pelaku perjalanan internasional dan berasal dari transmisi lokal.
“Beberapa kasus Omicron di Jerman dan Spanyol yang ditemukan tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri,” kata Nadia dalam dialog virtual yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (3/12/2021).
Oleh karena itu, kata dia, Kementerian Kesehatan meminta pemerintah daerah terus meningkatkan pemeriksaan sampel melalui laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS). “Asia Tenggara sangat berisiko tinggi terhadap varian Omicron, karena itu kita harus hati hati,” terangnya.
Nadia mengakui, saat ini sejumlah negara berupaya menanggulangi varian Omicron, meski demikian varian baru Covid-19 ini dipastikan belum terdeteksi di Indonesia.
“Di dalam negeri ingat varian Delta masih sangat mendominasi dan ini di Indonesia ada 22 varian dari varian Delta,” terang Nadia dalam diskusi daring, Jumat (3/12/21).
Dikatakan, pemerintah tetap melakukan langkah-langkah antisipasi agar varian baru lainnya termasuk Omicron tak masuk ke Indonesia. Salah satunya memperpanjang masa karantina bagi Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang tiba di Indonesia menjadi 10 hari.
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, dalam menghadapi ancaman gelombang ketiga Covid-19 yang diperkirakan muncul usai Natal dan Tahun Baru 2022, tenaga kesehatan (nakes) perlu disiapkan, bila terjadi lonjakan kasus seperti Mei dan Juli lalu.
Tempat isolasi juga perlu dicek, karena banyak yang mengubah kembali isolasi dan ICU untuk layanan non-Covid-19. Kemudian, Alat Pelindung Diri (APD) juga menjadi hal yang sangat penting ketersediannya dan jangan sampai terjadi kelangkaan APD.
Untuk ketersediaan obat, Syahril mengatakan sudah dicek. Hanya saja, bila melihat lonjakan kasus di Juli kemarin, sempat terjadi kelangkaan oksigen. Kondidi itu membuat nakes babak belur.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |