Apresiasi Vaksinasi Anak, ITAGI : Pastikan Guru dan Orang Dewasa yang Terlibat Sudah Divaksin Lengkap

8 Januari 2022, 07:22 WIB

LOKAWARTA.COM,JAKARTA-Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengapresiasi pemerintah yang telah mulai memberikan vaksin Covid-19 bagi anak sekolah dasar (SD) usia 6-11 tahun.

Namun kata ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengingatkan, meski sekolah terbiasa melakukan imunisasi rutin bagi anak didik, tapi untuk vaksin Covid-19 anak 6-11 tahun tetap harus memperhatian beberapa hal penting.

Selama pelaksanaan vaksinasi,
penerapan protokol kesehatan atau prokes harus tetap dilakukan. Selain itu, pastikan setiap orang dewasa yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi sudah divaksin lengkap dua dosis.

Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan hal itu melalui Siaran Pers yang ditayangkan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Minggu (26/12/20).

Dikatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan vaksinasi anak. Sebab, vaksin Covid-19 adalah imunisasi baru.

“Ini menyangkut anak, orang tua, sekolah, dan paramedis yang pada umumnya dari puskesmas sebagai supervisi,” kata Sri Rezeki.

Pelaksanaan vaksinasi anak di sekolah membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak, dari pemerintah hingga masyarakat termasuk orang tua. Kesepakatan dan koordinasi berbagai pihak, kapan vaksinasi dilakukan juga jadi bagian penting.

Apakah orang tua bersedia membawa anaknya ke sekolah untuk divaksin. Juga kerja sama dengan puskesmas yang akan menyediakan sumber daya manusia dan logistik dari vaksin.

“Bila vaksinasi anak di sekolah maka harus dipastikan para guru dan petugas yang ada telah lengkap imunisasinya,” kata dokter spesialis anak konsultan dalam bidang infeksi dan penyakit tropis itu.

Selain itu, sarana penunjang menghadapi potensi munculnya KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi juga perlu diperhatikan. Misalnya oksigen, tempat berbaring kalau pusing, peralatan dan obat untuk emergency.

Penjelasan kepada guru juga perlu untuk mengatur agar anak tidak berkerumun, supaya tidak terjadi klaster di sekolah. Misalnya, vaksinasi dilakukan bergiliran. Setelah disuntik, anak-anak sebaiknya langsung pulang.

“Perlu diperhatikan pula penyediaan sarana seperti tempat cuci tangan atau tempat sampah di lingkungan kegiatan vaksinasi,” jelasnya.

Sementara itu sebagai persiapan terhadap anak sebelum vaksinasi, Sri Rezeki mengajurkan orang tua memberi pemahaman kepada anak pentingnya vaksinasi dan proses pelaksanaan vaksinasi. Pastikan pula, anak-anak sudah sarapan sebelum vaksinasi.

Untuk anak-anak yang punya morbiditas, misalnya jantung bawaan atau penyakit lain yang harus minum obat rutin, harus dijaga agar mereka terkontrol dengan baik dan minum obat teratur. Sehingga waktu disuntik dalam kondisi sehat dan fit, tidak ada gejala.

“Diharapkan orang tua membawa catatan kesehatan anak, hal ini juga agar saat skrining kesehatan dapat menjelaskan dengan baik dan membantu petugas mendapatkan informasinya secara lengkap.”

Pasca penyuntikan, kata Sri Rezeki, kalau ada efek samping, akan diketahui pada 30 menit pertama. Karena itu, perhatikan 30 menit pertama apakah pusing, gatal, atau hal lainnya agar dapat diatasi dengan baik.

Kemudian selama 3 hari setelah dapat suntikan, anak juga harus diawasi dengan baik. Bila perlu, melakukan konsultasi dan menghubungi tempat penyuntikan vaksin.

“Para petugas kesehatan juga harus siap sedia mengatasi kalau-kalau ada efek samping,” pungkasnya.

Editor:Pilih Nama Editor
Sumber:

Artikel Terkait