LOKAWARTA.COM,SOLO-Banyak kesenjangan antara ketersediaan tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja. Banyak tenaga kerja yang tersedia tetapi skill atau kemampuannya tidak sesuai kebutuhan dunia usaha.
Karena itu, asosiasi dan dunia usaha didorong terlibat dalam proses pelatihan vokasi atau pengembangan skill bagi para calon pekerja di perusahaan.
Dorongan itu disampaikan Project Manajer for Skills Development and Employment Internasional Labour Organization (ILO) for Indonesia Tauvik Muhamad usai seminar mempromosikan keterlibatan dunia usaha dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi dalam menciptakan SDM kompetitif dan berdaya saing, Jumat (24/6/2022).
Seminar yang digelar ILO for Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia /Apindo Solo itu diikuti HRD dan atau pimpinan, lembaga pendidikan vokasi / kursus, dan asosiasi. Hadir pula perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta.
Lebih lanjut Tauvik mengatakan, cukup banyak pelatihan yang selama ini dijalankan lembaga kursus atau lembaga pelatihan yang output-nya tidak sesuai kebutuhan perusahaan atau muspro. Karena itu, dunia usaha dan asosiasi harus dilibatkan.
Keterlibatan dunia usaha itu mulai dari inventarisasi kebutuhan tenaga kerja perusahaan, penyusunan silabus atau kurikulum, dan penyediaan tempat magang.
“Magang itu penting, terutama bagi siswa yang baru lulus sekolah atau mengikuti pelatihan. Magang menjadi tempat berlatih atau adaptasi sebelum mereka benar-benar bekerja,” kata Tauvik.
Dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, Ketua Apindo Solo Iwan Kurniawan Lukminto mengajak para pimpinan perusahaan untuk menciptakan budaya belajar di perusahaan agar dapat mendorong terwujudnya SDM yang kompeten dan berdaya saing.
“Ini akan menjadi aset perusahaan untuk ekosistem dunia usaha dan dunia industri berkelanjutan,” kata wakil direktur utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) itu.(***)
| Editor | : | Vladimir Langgeng |
|---|---|---|
| Sumber | : |
