LOKAWARTA.COM,KLATEN-Keterbatasan fisik tidak menjadi alasan bagi orang-orang berkebutuhan khusus di Desa Kemudo, Prambanan Klaten.
Di industri kreatif batik Tombo Ati desa setempat, para penyandang disabilitas itu berkreasi, menghasilkan sebuah karya batik ciprat.
“Sebelumnya, teman-teman ini sudah mendapat pelatihan proses membatik dari pihak desa,” kata koordinator batik ciprat Tombo Ati, Novi Daniar, saat ditemui di Balai Desa Kemudo yang menjadi rumah produksi, Selasa (04/10/2022).
Proses produksi dimulai dari kain putih (primisima) lalu diciprat menggunakan malam sehingga menghasilkan motif. Lalu dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai selera. Setelah itu masuk water glass agar tidak luntur, lalu dicuci, dijemur dan dilorot.
“Sebelum dipasarkan, batik ciprat ini masuk proses finishing dengan dicuci kembali, dijemur, dan selanjutnya disetrika,” kata perempuan berkebutuhan khusus itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, selembar kain batik ciprat ukuran dua meter, lebar 1,15 meter butuh waktu satu hingga dua hari pengerjaan, sesuai motif, banyaknya warna, cuaca, serta tingkat kesulitan.
Novi Daniar bangga, kini batik ciprat karya difabel asal Kemudo mulai dikenal luas. Produknya tidak hanya berupa kain yang dijual kisaran Rp 120.000 hingga Rp 250.000, tetapi juga ada produk topi seharga Rp 40.000 serta pakaian Rp 250.000 hingga Rp 350.000
“Untuk ppemasarannya mengikuti pameran di berbagai mall dan event atau acara di Klaten maupun luar Klaten, serta media sosial,” katanya.
Ia mengaku, teman-teman KWP Kemajaya Tombo Ati juga terus mengembangkan ide pola motif cipratan dengan bervariasi dan bisa menerima request pembeli.
“Semoga batik kami lebih maju, pemasarannya semakin luas, teman teman semakin semangat biar tetap produksi dan butuh kekompakan karena kami berbeda dengan yang lain (difabel),” pungkasnya.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |