Batik Sekar Jatimas Sleman Pakai Warna Alam : Ini Motif-motifnya

21 Agustus 2022, 16:15 WIB

LOKAKARYA.COM,SLEMAN-Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina memberdayakan kelompok pengrajin batik, khususnya di Dusun Jatisawit, Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan program usaha batik, mengangkat tema nilai budaya khas DIY.

Menurut Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, program itu sejak 2018 dengan membina kelompok Batik Sekar Jatimas yang beranggotakan 20 ibu rumah tangga yang menjalankan sejumlah kegiatan di antaranya pelatihan, pendampingan, serta beberapa bantuan fasilitas produksi.

Sebelumnya, kelompok masyarakat itu hanyalah ibu-ibu rumah tangga dan tidak memiliki penghasilan. “Dengan adanya program ini tentu dapat menciptakan nilai ekonomi baru bagi masing-masing rumah tangga untuk menambah penghasilan keluarga,” kata Brasto Galih Nugroho, dalam siaran pers.

Selain jadi tambahan penghasilan, lanjut dia, melalui batik masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi dalam pelestarian nilai budaya khas lokal. “Dalam hal ini, nilai budaya Yogyakarta yang dituangkan ke dalam motif batik,” kata Brasto.

IMG 20220821 160808

Dikatakan, setidaknya ada enam motif batik yang telah diciptakan oleh masyarakat melalui program tersebut. Di antaranya motif Ronjati, Anggrek Bulan, dan Anggrek Tri Colour. “Motif motif tersebut juga didorong untuk didaftarkan hak paten agar dapat semakin dikenal masyarakat luas.”

Brasto juga menuturkan, Pertamina terus mendorong kelompok pengrajin untuk berinovasi dalam kegiatan produksi batik, salah satunya dengan memanfaatkan pewarna batik alami yang ramah lingkungan.

“Jika umumnya pewarna batik menggunakan cairan berbahan kimia, namun kelompok yang kita bina cenderung memanfaatkan tanaman dan tumbuhan di sekitar yang diolah menjadi bahan pewarna alami, sehingga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat,” jelasnya.

Salah satu anggota Kelompok Batik Sekar Jatimas, Lilis mengatakan, kelompoknya mampu memperoleh keuntungan dari usaha batik yang dijalani setidaknya Rp 8.000.000 per bulan pendapatan kelompok atau Rp 550.000,- per bulan pendapatan anggota.

“Melalui usaha ini kami dapat menambah pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ucap Lilis sekalugus menyampaikan terima kasih kepada Pertamina atas bantuan dan pendampingan yang telah diberikan sejak tahun 2018.

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait