SURAKARTA, LOKAWARTA.COM – Bursa Efek Indonesia atau BEI telah menyiapkan sejumlah program edukasi dan literasi pasar modal ke tiap kabupaten / kota di Soloraya pasca Lebaran tahun 2025 ini.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor BEI Jawa Tengah 2 adalah Muhammad Wira Adibrata di acara Gathering dan Buka Bersama Jurnalis Solo Raya, di Surakarta (Solo), Selasa (18/3/2025).
“Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dari berbagai kabupaten ini masing masing ada program,” tutur pria yang akrab disapa Wira ini.
“Di Boyolali ke pesantren, di Karanganyar ke aparatur desa, kita punya program Bursa Masuk Desa, di Sukoharjo untuk ASN, di Solo Kota ke ibu-ibu Bhayangkari dan Dharma Wanita,” terangnya.
M. Wira Adibrata mengungkapkan, TPAKD di tahun 2025 ini fokus pada peningkatan akses keuangan dan inklusi keuangan di daerah.
Dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya UMKM, melalui program-program yang inklusif dan berkelanjutan.
“TPAKD di tahun 2025 ini bertema pasar modal. Kami sangat senang sekali karena dengan adanya program ini, kita bisa masuk dan bisa disupport oleh Pemda-Pemda,” ujar M. Wira Adibrata.

Program kegiatan tersebut sekaligus sebagai penguatan bahwa, investasi di pasar modal itu legal, terbuka untuk masyarakat desa dan bukan untuk kalangan tertentu, dan bisa dimulai dengan modal rendah sekitar Rp 50 ribu – Rp 100 ribu saja.
Rencananya, program tersebut akan dilakukan serentak di Soloraya setelah Lebaran tahun 2025 ini.
“Ini upaya kita untuk mengajak masyarakat di berbagai lapisan, di berbagai wilayah untuk bisa memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana investasi,” kata M. Wira Adibrata.
BEI Jateng II berharap tak hanya target transaksi tercapai melainkan peningkatan literasi keuangan, mengatur keuangan dengan bijak, dan tidak mudah terkena iming-iming investasi bodong.
“Dengan literasi itu kita harapkan masyarakat bisa membentengi diri sendiri dengan tidak masuk investasi bodong. Karena untuk mencegah investasi bodong itu tidak bisa satu instansi tapi yang paling penting yang paling bisa membentengi adalah diri sendiri,” terangnya.
Di kesempatan itu, pihaknya juga mengungkapkan terjadi peningkatan transaksi pasar modal di Soloraya pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp Rp 21,7 triliun dari tahun 2023 yang mencapai Rp 19,67 triliun.
Tahun 2024, jumlah investor di Soloraya tercatat mengalami peningkatan, sebesar 69.547 investor baru dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 51.586 investor.

Jumlah peserta Sekolah Pasar Modal (SPM) di Soloraya di tahun 2024 sebesar 45.351 orang, terhitung tinggi dari target yang hanya 13.441 peserta, dan meningkat pesat jika dibandingkan tahun 2023 yang hanya 17.643 peserta.
Sedangkan jumlah peserta Non SPM sangat signifikan peningkatannya pada 2024 hingga 33.833.658 orang dari target 66.586 peserta. Sedangkan peserta Non SPM tahun 2023 mencapai 123.581 orang.
Jumlah kegiatan edukasi pasar modal yang terselenggara mengalami peningkatan hingga 4.100 kegiatan dari target 536 kegiatan. Sangat meningkat pesat dibandingkan tahun 2023 yang terselenggara 677 kegiatan edukasi pasar modal.
Selain itu, terjadi penambahan 5 galeri investasi di tahun 2024, sama dengan tahun 2023. BEI Jateng II juga melakukan Workshop Go Public 4 kali pada tahun 2024, dan melakukan Sosialisasi Go Public sebanyak 15 kali.
BEI Jateng II juga mencatatkan peningkatan nilai transaksi dan jumlah investor di Soloraya sebagai berikut :
- Kabupaten Boyolali nilai transaksi Rp 100.034.925.588 dan 42.724 investor.
- Kabupaten Karanganyar nilai transaksi Rp 162.425.621.400 dan 41.823 investor.
- Kabupaten Sragen nilai transaksi Rp 146.874.981.600 dan 38.488 investor.
- Kabupaten Sukoharjo nilai transaksi Rp 416.797.109.995 dan 54.078 investor.
- Kabupaten Wonogiri nilai transaksi Rp 106.446.017.950 dan 43.791 investor.
- Kota Surakarta nilai transaksi Rp 936.839.769.417 dan 62.311 investor.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |