Belajar Dari Wayang

23 Juli 2022, 22:10 WIB

Puncta 23.07.22
Sabtu Biasa XVI

Matius 13: 24-30

WAYANG adalah seni budaya bangsa yang tinggi. Wayang menggambarkan sisi kehidupan manusia.

Selain menghibur, wayang memberikan tuntunan kehidupan bagi setiap orang. Wayang artinya bayangan.

Melihat wayang seperti melihat karakter diri kita sendiri. Karakter wayang adalah karakter manusia di atas bumi ini.

Selalu ada dua sisi yang ditampilkan; kanan-kiri, baik-buruk, kalah-menang, benar dan salah.

Tokoh sisi kanan menggambarkan kebaikan. Sedang sisi sebelah kiri adalah tokoh jahat. Semua berjajar mulai dari yang kecil sampai yang paling besar di kedua ujungnya.

Dalam versi Mahabarata, sisi sebalah kanan adalah para Pandawa yang menggambarkan sisi baik, benar dan menang.

Lawannya adalah para Kurawa yang mewakili karakter jahat, curang, licik, sombong, rakus dan mau menangnya sendiri.

Walaupun pada awalnya kalah, namun Pandawalah akhirnya yang memenangkan perseteruan di antara kebaikan dan keburukan.

Kebenaran selalu memperoleh jalan kemenangan, walau harus melalui liku-liku perjuangan.

Baik dan buruk, benar dan salah akan selalu berjalan beriringan. Kebaikan akan dinilai dari perilakunya. Demikian kejahatan juga terlihat dari perbuatannya.

Yesus memberi perumpamaan tentang baik dan buruk itu melalui kisah penabur. Kerajaan Sorga itu seumpama seorang yang menaburkan benih gandum di ladangnya.

Waktu malam, ada seorang musuh yang menaburkan benih lalang diantara gandum.

Gandum dan lalang tumbuh bersama-sama. Hamba-hamba ingin mencabut lalang, tetapi dilarang oleh tuannya.

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.”

Lalang nanti akan dicabut dan dibakar. Sedangkan gandum akan dimasukkan ke dalam lumbung.

Gandum melambangkan sisi kebaikan, dan lalang menggambarkan sisi keburukan.

Mereka tumbuh bersama dan pada akhirnya gandum akan disimpan di lumbung. Lalang akan dibakar ke dalam api.

Seperti wayang, Pandawa yang baik akan menang, kendati harus mengalami pencobaan. Sedangkan Kurawa akan hancur karena perbuatan jahatnya.

Perilaku kitalah yang akan menentukan hasil akhirnya nanti.
Tuhan memberi kebebasan kepada setiap orang, mau menjadi gandum atau lalang, mau berpihak di Pandawa atau para Kurawa.

Kita mau memilih kehidupan yang baik atau buruk. Pertanggungjawaban akan dipetik pada akhirnya.

Pergi ke toko membeli banyak buku,
Wadahnya kecil sampai tidak muat.
Pilihlah yang baik agar bahagia hidupmu,
Jauhi yang jahat supaya hidupmu selamat.

Cawas, menabung kebaikan….

RD A Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait