Bisnis Koq Gotong Royong

25 Januari 2022, 16:22 WIB

SEJAK zaman dahulu, Indonesia terkenal dengan budaya gotong royong. Meski mulai banyak terkikis, namun budaya itu masih banyak ditemui di masyarakat. Dan itulah warna asli bangsa kita, saling bantu antar insan.

Dalam bisnis bisa juga bergotong royong. Contoh, adanya facebook, youtube, instagram, yang bisa juga dilakukan secara gotong royong. Yakni, saling tag, saling like, saling share, dan secara gotong royong meingkatkan performa mereka dalam kelola media sosial.

Gotong royong juga bisa dilakukan dalam pendirian lembaga bisnis. Kita sudah sangat familiar dengan konsep arisan dan gotong royong. Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, walau sudah hampir usai dan dalam edisi new normal, namun tidak semua pengusaha dan pelaku UMKM sudah mampu bangun lagi. Baik karena hambatan modal dan lainnya.

Dalam pendirian usaha baru, tentu saja tantangan saat ini luar biasa. Dalam hal modal awal, misalnya, keluhan utama mereka saat mau mendirikan usaha. Baik usaha baru atau membangun kembali usaha yang pernah roboh sebelumnya karena diterpa pandemi.

Model arisan pendirian usaha, sangat membantu bagi yang mengalami hambatan. Karena dengan mendekati kepastian untuk bisa membangun usaha dari awal. Berkumpul 4-5 orang atau pun lebih dengan jenis usaha yang tidak terlalu besar modal awal. Misal usaha dengan modal awal bisa jalan kisaran Rp 7 juta hingga Rp 15 juta, masih memungkinkan untuk dilakukan usaha arisan ini.

Konsep usaha seperti ini dibarengi pendampingan, coaching bisnis yang tepat, sehingga memiliki potensi keberhasilan yang tinggi. Pada kurun waktu 1 tahun, diupayakan semua peserta sudah dapat memulai suatu usaha. Hal ini dapat dengan konsep satu pertemuan secara bulanan, dapat dibuka 2 orang yang akan membuka usaha baru.

Konsep ini hasil diskusi dengan Ketua ICSB Kecamatan Jaten, Karanganyar sekaligus pelaku usaha street food, Mas Agus, dengan branding Kebab Salman, selain berbagai gerai street food gagasannya.

Dengan konsep ini, maka banyak yang memiliki peluang untuk mengawali menjadi pengusaha. (Yant Subiyanto, Cuat Coaching & Consulting)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait