BST Kini Berkeliling Dari Solo ke Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Klaten dan akhirnya menuju Boyolali

30 Desember 2021, 16:07 WIB

LOKAWARTA.COM, SOLO-Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa dan Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Kamis (30/12/2021), meluncurkan moda transportasi bus Solo Raya “Batik Solo Trans” Koridor 5 dan 6, di Halaman Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta.

Teguh Prakosa mengatakan, Pemkot Surakarta berkomitmen menyediakan angkutan massal yang terjangkau dan efisien untuk mendukung transportasi yang ramah lingkungan dengan mendorong masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Batik Solo Trans atau BST adalah bentuk kepedulian pemerintah untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat yang aman, nyaman dan terjangkau,’ kata Teguh Prakosa dalam sambutannya.

“Keunggulan buy the service mampu memberikan kepastian layanan pada penumpang, baik dari efisiensi waktu perjalanan dan rute di setiap koridor serta kemudahan sekali bayar tarif meskipun penumpang harus estafet armada,” terangnya.

Masyarakat yang bisa memanfaatkan jasa Batik Solo Trans tidak hanya masyarakat Solo saja, namun masyarakat Solo Raya karena koridor yang melayani akan bergerak terus. Yakni Solo-Sukoharjo, Solo- Wonogiri, Solo-Karanganyar, Sragen, Klaten dan akhirnya menuju Boyolali.

Diharapkan penambahan koridor bisa segera diimplementasikan menyusul koridor 5 dan 6. Otomatis masyarakat yang akan melakukan pergerakan dan fasilitasi armada pariwisata akan menerima manfaatnya.

“Dengan angkutan aglomerasi melalui BST akan mengungkit pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kegiatan budaya,” kata Teguh.

Direktur Angkutan Jalan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suharto mengapresiasi Kota Solo yang telah menyediakan angkutan aglomerasi yang semakin meningkat dengan melebarkan sayapnya hingga 6 koridor.

Dikatakan, hingga saat ini Solo sudah menjadi rujukan dari kota-kota seluruh Indonesia yang mengembangkan angkutan umum massal. Saat ini ada 10 kota yang mengembangkan angkutan massal dengan konsep buy the service termasuk Kota Solo.

“Banyak pemerintah daerah yang ingin belajar bagaimana manajemen, bagaimana pengelolaan konsep angkutan massal secara buy the service dari Kota Solo,” terangnya.

Dikatakan, pertumbuhan transportasi di Indonesia, khususnya kendaraan pribadi rata-rata 13% per tahun. Sementara pertumbuhan prasarana rata-rata di bawah 1%. Bahkan daerah, pertumbuhan prasarana hanya 0,01%.

Dengan pertumbuhan kendaraan sebesar itu dibanding kapasitas jalan yang relatif 0 pertumbuhan, maka yang terjadi adalah kepadatan dan antrian yang cukup panjang.

Oleh karena itu, dengan 6 koridor yang dioperasionalkan di wilayah Solo Raya dengan 126 hingga 130 armada serta SDM sekitar 700 orang dan banyak angkutan feeder akan mampu sedikit banyak mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

“Penyediaan angkutan aglomerasi dengan feedernya merupakan proses yang panjang yang semula konvensional kini semua menggunakan sistem IT. Sehingga semua termonitor dengan baik termasuk trip manajemen.”

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait