Puncta 24.09.24
KETIKA Perang Baratayuda hampir mendekat, Kresna membujuk Karna agar bergabung dengan saudara-saudaranya, Pandawa. Kresna menyakinkan bahwa Karna adalah kakak tertua dari Pandawa yang lahir dari Ibu Kunti.
Tetapi Karna menolak. Baginya ibu yang sesungguhnya adalah Dewi Nada, karena dialah yang memelihara, membesarkan dan menghidupinya.
Kendati Kunti secara alamiah melahirkan Karna, tetapi Kunti membuang bayinya di Sungai Gangga dan ditemukan oleh Dewi Nada yang mengasuhnya.
Kresna terus membujuknya, tetapi Karna tetap kukuh bahwa Kunti bukanlah ibunya. Kendati darah dan dagingnya berasal dari Dewi Kunti. Namun hati dan perasaannya justru tertambat pada Dewi Nada yang memeliharanya.
Bagi Karna, seorang ibu bukan cuma dia yang melahirkan anak, tetapi orang yang mampu melaksanakan darmanya sebagai pemelihara kehidupan.
Diskusi Yesus dan orang banyak tentang siapa ibu-Nya, ditegaskan oleh Yesus bahwa ibu atau saudara-saudarinya adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya.
Yesus menjawab mereka : “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
Yesus memperluas arti dan makna seorang ibu. Status seorang ibu tidak hanya diakui karena pernah melahirkannya, tetapi ibu yang sesungguhnya adalah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya dalam praktek nyata.
Relasi persaudaraan tidak dibatasi oleh hubungan darah semata. Tetapi makin diperluas maknanya yakni siapa pun yang tekun dan setia mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya. Mereka ini adalah saudara-saudara Tuhan.
Persaudaraan dengan semua orang yang melakukan kehendak Tuhan dinyatakan oleh Yesus sebagai satu asal muasal dari seluruh umat manusia. Kita semua ini berasal dari Rahim yang sama yakni Sang Pencipta.
Oleh karena itu relasi tidak hanya dibatasi oleh hubungan darah, namun diperluas oleh satu Rahim Kehidupan yang sama yakni Tuhan Sang Pencipta.
Maka siapa pun yang melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya, mereka itu adalah saudara-saudari kita.
Keliling kota numpang pedati,
Singgah di pasar beli boneka.
Janganlah kita saling berkelahi,
Karena kita semua bersaudara.
Wonogiri, Torang Basodara
Romo A. Joko Purwanto
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |