KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-Wong urip iku kudu gemati. Tegese, menehi wong liyo tanpa ngarep arep imbalan, tanpa pamrih. (Orang hidup itu harus gemati. Artinya, memberi sesuatu pada orang lain harus iklas, tidak mengharap imbalan). Gemati juga bisa diartikan peduli pada orang lain.
Begitu pesan Bupati Karanganyar Juliyatmono ketika membuka gerakan masyarakat bersimpati (gemati) yang diselenggarakan Kadin Karanganyar bersama 18 lembaga mitra di pendopo rumah dinas bupati, Selasa (17/4/2023).
“Wong nandur iku bakal ngunduh. Wong nandur apik bakal ngunduh becik. Ora ono wong ora nandur koq melu ngunduh,” kata Juliyatmono.
Dalam kesempatan itu bupati mengingatkan akan pentingnya makna puasa yang tidak hanya menahan haus dan lapar. Juliatmono menganalogikan, berpuasalah seperti ular.
Ia mengatakan, ula kuwi sekti, upase mandi, nak ngokot wong langsung tele tele, malah iso mati. Mangane mung setahun sekali. (Ular itu sakti, bisanya berbahaya, beracun, kalau menggigit orang bisa langsung mati.
“Wong urip iku ojo koyo wedus, jangan seperti kambing. Ngeleh wareg mesti nyuworo embeeeek,” kata bupati yang disambut tawa.
Ya, untuk kedua kali Kadin Karanganyar mengadakan gerakan masyarakat bersimpati (gemati), dengan melibatkan 18 lembaga mitra / asosiasi. Sekitar 300 paket sembako dibagikan pada kaum dhuafa, fakir miskin, atau orang orang yang membutuhkan.
Menurut ketua Kadin Karanganyar Joko Sutrisno, paket sembako itu dari saweran atau donasi para pengurus Kadin Karanganyar dan para mitra atau asosiasi, baik secara pribadi maupun kelembagaan.
“Gerakan Karanganyar gemati ini terus bertambah, baik lembaga yang terlibat maupun donasi yang terkumpul. Ke depan, Karanganyar gemati akan terus kita laksanakan tiap tahun,” kata Joko dalam laporannya.
Ketua panitia Karanganyar Gemati Dwi Agustini mengucapkan erimakasih tak terhingga pada semua pihak yang terlibat dan sudah bekerja keras dan maksimal, baik para panitia maupun donatur.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |