SOLO,LOKAWARTA.COM-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia / BI Solo Nugroho Joko Prastowo merasa prihatin dengan disidiknya siswa SMP yang membelanjakan uang palsu lantaran disuruh orang.
“Ini membuktikan bahwa aware atau kesadaran anak remaja akan keaslian uang rupiah masih kurang,” kata Joko kepada sejumlah wartawan.
Hal itu dia katakan usai membuka Training Of Trainer (ToT) Cinta Bangga Paham Rupiah kepada Guru SMP/MTs se-Surakarta, Selasa (29/8/2023) di The Sunan Hotel Solo.
“Kita berharap setelah ToT ini para guru menularkan ilmunya pada guru guru lainnya dan pada para siswanya di sekolah, sehingga makin mengenal dan cinta dengan uang rupiah,” kata Joko.
Lebih lanjut Joko mengatakan, sebenarnya sosialisasi dan edukasi uang rupiah kepada masyarakat terus dilakukan Bank Indonesia, hanya saja sasaran dan sarananya berubah-ubah.
Contoh, ketika masih ada Covid-19 lalu, edukasi dan sosialisasi rupiah dilakukan melalui media sosial atau zoom, tapi sekarang sudah bisa tatap muka.
Selain itu, jika sebelumnya mengenalkan uang rupiah asli dengan cara 3D, dilihat, diterawang, dan diraba, kini CPB atau cinta, paham, dan bangga rupiah.
“Pemahaman akan keaslian uang rupiah menjadi benteng masyarakat. Uang palsu tidak akan beredar kalau tidak ada yang tertipu. Ketika uang palsu dicetak tapi tidak beredar maka tidak berpengaruh,” katanya.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengapresiasi kegiatan ToT Cinta Bangga Paham Rupiah oleh Bank Indonesia kepada Guru SMP/MTs se-Surakarta itu. Dia berharap, edukasi itu terus dilakukan dan diperluas.
“Terutama pada wong cilik, para bakul, dan pelaku UMKM, sebab mereka sering kali menjadi sasaran peredaran uang palsu,” kata Teguh.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |