SOLO,LOKAWARTA.COM-Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta bersama Bursa Efek Indonesia / BEI Jateng 2 menggelar workshop edukasi di MAN 2 Boarding Solo, Kamis (29/2/2024).
Workshop edukasi dasar-dasar jurnalistik dan membaca berita ekonomi (investasi) dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional / HPN 2024 itu diikuti 80 siswa Madrasah Aliyah Negeri setempat.
Dalam sambutannya, Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul memberi pemahaman pada para siswa, tetkait perbedaan, antara karya jurnalistik dan bukan karya jurnalistik yang ditulis di media sosial.
Anas juga berpesan pada mereka untuk bijak dalam bermedia sosial. Jangan sampai para siswa ikut menyebarkan berita bohong atau hoax, bahkn justru menjadi pembuat hoax.
Sementara itu, Kepala BEI Jateng 2 M Wira Adibrata memberi penjelasan tentang bagaimana memahami kasus kasus atau gejolak ekonomi yang terjadi di masyarakat, dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami.
Seperti, bagaimana pengelolaan uang di bank, bagaaimana terjadi inflasi, kenapa nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS bisa naik atau turun. Di kesempatan itu, Wira juga mengajak anak-anak berinvestasi sejak dini.
“Dalam berivestasi itu, dulu orang tua kita sering memasukkan uang dalam celengan, selain membeli tanah dan ternak, bagi yang duitnya banyak,” kata Wira memberi contoh.
“Tapi sayang, ketika celengan dipecah, uangnya tidak cukup untuk membeli karena harga barang naik akibat inflasi. Nah sekarang bagai caranya berinvestasi tapi saat membeli barang uangnya cukup.”
“Salah satunya berinvestasi di pasar modal atau bursa efek. Baik itu dengan cara membeli saham, membeli obligasi, atau membeli reksa dana,” jelas Wira.
Untuk pelatihan dasar-dasar jurnalistik disampaikan oleh Andjar Hari Wartono, ketua Dewan Kehormatan PWI Surakarta. Dalam paparannya, dia menyampaikan materi bagaimana menulis yang baik sesuai kaidah kaidah jurnalistik.
Sederhanya, karya jurnalistik harus memenuhi unsur 5W 1 H, yakni What, Who, When, Why, Where, dan How. Dalam Bahasa Indonesianya, Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Di mana, dan Bagaimana.
Dan yang lebih penting adalah check and balance. “Itu yang membedakan karya jurnalistik di media mainstream dan media sosial,” kata Anjar memberi contoh.
Workshop edukasi dasar-dasar jurnalistik dan membaca berita ekonomi (investasi) berlangsung seru. Para siswa mengikuti acara dengan antusias sampai tuntas.
Tidak lupa, panitia juga mengajak bermain game dan memberi hadiah/souvenir bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan.(*)
Editor | : | Pilih Nama Editor |
---|---|---|
Sumber | : |