KALAU kita berziarah ke Tanah Suci, kita akan diajak berkeliling di sekitar Danau Galilea. Danau ini juga disebut Danau Genesaret atau Kineret karena bentuknya seperti harpa, alat musik di Israel.
Orang Romawi menyebutnya Danau Tiberias untuk menghormati Kaisar Tiberius.
Danau ini memberi kesuburan untuk wilayah di sekitarnya. Selain itu banyak warga yang menjadi nelayan untuk menangkap ikan dari danau ini. Banyak ikan dari danau ini memberi penghidupan bagi para nelayan.
Ikan yang terkenal dari Danau Galilea adalah ikan Santo Petrus. Tentu saja nama ini diberikan demi “branding wisata.”
Ikan Santo Petrus tidak lain adalah sejenis ikan nila di tempat kita, atau disebut Tilapia. Nelayan setempat juga menyebut ikan ”Sisir” karena di punggungnya ada sirip seperti sisir.
Hari ini kita merayakan Pesta Santo Andreas, rasul Yesus. Bersama saudaranya, Simon Petrus, mereka dipanggil menjadi penjala manusia. Yesus memanggil mereka saat sedang bekerja menjala ikan.
Mereka langsung menanggapi secara positif ajakan Yesus. Kok bisa mereka langsung meninggalkan perahu dan jalanya?
Bisa jadi daya tarik pribadi Yesus sangat memukau mereka, sehingga mereka langsung meninggalkan pekerjaannya.
Atau juga, menjala manusia adalah sesuatu yang sangat baru dan menantang bagi mereka.
Kendati tidak begitu jelas apa maksudnya menjala manusia. Tetapi sesuatu yang aneh dan baru bisa menjadi tanda tanya yang membuat mereka ingin mengetahuinya.
Panggilan Yesus itu membutuhkan keterbukaan hati. Andreas, Petrus, Yohanes dan Yakobus membuka hati mereka pada panggilan Yesus.
Mereka memiliki sikap batin yang positif sehingga mau menanggapi ajakan Yesus.
Apakah kita juga punya disposisi batin yang baik untuk menerima panggilan Tuhan? Tuhan memanggil kita dalam situasi apa pun. Mereka yang sedang bekerja dipanggil mewartakan Kabar Injil.
Orang muda seperti Andreas dan Yohanes dipanggil Tuhan. Tuhan tidak memandang apa latar belakang kita. Tuhan memanggil sesuai yang Dia butuhkan untuk karya keselamatan manusia.
Apakah kita berani meninggalkan kemapanan dan kehidupan kita untuk mengikuti Yesus? Apakah kita berani mengambil keputusan untuk menjawab panggilan-Nya?
Di tepi danau makan ikan Santo Petrus,
Nelayan di sana menyebutnya Tilapia.
Kalau kita siap mau mengikuti Yesus,
Harus berani meninggalkan segalanya.
Cawas, Mari, ikutilah Aku
Puncta 30.11.23
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |