Puncta 23.01.23
SISTEM politik devide et impera digunakan oleh pemerintah kolonial untuk memecah belah dan mengadu domba agar mudah menguasai daerah atau wilayah tertentu.
Politik devide et impera adalah kombinasi strategi politik, militer dan ekonomi bertujuan untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukkan.
Dalam konteks lain, politik devide et impera juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
Kelompok-kelompok kecil ini diadu domba agar tidak bisa rukun bersatu. Karena jika mereka bersatu akan menjadi kekuatan yang dasyat.
Kolonial Belanda menggunakan politik devide et impera untuk menguasai Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa dipecah belah dan diadu domba agar mereka tidak kuat.
Misalnya, Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua dalam Perjanjian Giyanti 1755, menjadi Mataram Surakarta dan Mataram Yogyakarta.
Kerajaan Surakarta dipecah lagi menjadi Mangkunegaran dan Kasunanan pada Perjanjian Salatiga tahun 1757.
Kerajaan Yogyakarta juga dipecah menjadi Kasultanan dan Pakualaman oleh Inggris tahun 1813.
Dengan model politik ini penjajah dengan mudah menguasai dan mengontrol daerah jajahannya.
Para ahli Taurat menuduh Yesus dikuasai Beelzebul. Ada juga yang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Yesus menjawab mereka dengan perumpamaan, “Bagaimana iblis dapat mengusir iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumahtangga itu tidak dapat bertahan.”
Pada zaman sekarang para kapitalis tertarik dengan sumber daya alam suatu negara. Minyak adalah daya tarik. Siapa menguasai minyak menguasai dunia.
Itulah yang dilakukan Kapitalis Amerika. Maka negara-negara penghasil minyak diadu domba sehingga mereka lemah dan kapitalis bisa menguasai kekayaan alam mereka.
Amerika mendukung pemberontak Bokoharam untuk menguasai separuh kekayaan Nigeria. Begitu juga dengan Libya, Yaman, Suriah, Afganistan, Irak, Mesir dihancurkan dengan politik devide et impera.
Kalau tidak waspada, Indonesia bisa menjadi giliran berikutnya, karena sumber daya alam, terutama mineral kita sangat melimpah.
Apakah kita mau porak poranda seperti negara-negara yang diadu domba oleh kapitalis asing? Mereka memberi janji-janji masuk surga tetapi kerukunan, kesatuan kita dihancurkan demi mengeruk kekayaan alam yang melimpah.
Yesus sudah mengingatkan agar jangan mau diadu domba dengan ideologi-ideologi utopis kosong belaka.
Para kapitalis yang membawa politik devide et impera harus ditolak. Jangan terulang lagi peristiwa kerajaan-kerajaan Surakarta dan Yogyakarta diadu domba oleh para penjajah.
Sejarah masa lalu itu cukuplah menjadi pelajaran berharga bagi kita. Mari kita bersatu padu sebagai bangsa yang berdaulat. Cintai Tanah tumpah darah kita sampai kapan pun.
Tahun Kelinci memasuki kalender China,
Disambut dengan sukacita dan gelak tawa.
Jangan mudah percaya dengan janji surga,
Tetapi meluluh-lantakkan Indonesia Raya.
Cawas, jangan mudah diadu domba…
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |