Dies Natalis ke 60 ISI Solo, Ini Logo dan Temanya…..

15 April 2024, 11:29 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) akan berusia 60 Tahun. Tepat tiga bulan sebelum Dies Natalis ke 60 pada 15 Juli 2024 ISI Solo meluncurkan Tema dan Logo Dies Natalis ISI Solo, Senin (15/4/2024).

Rektor ISI Solo Dr I Nyoman Sukerna mengatakan, untuk menjaga semangat kesinambungan dan keberlanjutan (continuity and sustainability) lembaga, maka untuk Dies Natalis ke 60 ISI Surakarta Tahun 2024 ini mengambil tema “60 Tahun ISI Solo : Transformasi dan Jati Diri untuk Kejayaan Negeri”.

Menurut Rektor, usia 60 tahun bagi sebuah lembaga pendidikan tinggi seni seperti ISI Solo memiliki makna mendalam dan filosofis.

Pertama, adalah simbol dari kematangan. Seperti manusia, organisasi juga berkembang dan belajar dari pengalaman. Dalam 60 tahun, ISI Solo telah melalui berbagai tantangan dan kesuksesan, dan setiap pengalaman tersebut telah membentuk dan memperkuat identitas organisasi.

Kedua, adalah peringatan tentang warisan. Selama enam dekade, ISI Solo telah berkontribusi pada dunia seni dan pendidikan, menciptakan warisan yang akan dihargai dan dibanggakan oleh generasi mendatang.

Ketiga, adalah momentum untuk refleksi dan inovasi. Meski usia 60 tahun menunjukkan sejarah dan tradisi yang kaya, ini juga adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri dan berinovasi untuk masa depan. Ini adalah waktu untuk merenungkan apa yang telah dicapai dan apa yang masih bisa ditingkatkan.

60 Tahun adalah perayaan tentang komunitas. ISI Solo telah menjadi rumah bagi banyak seniman, pendidik, dan mahasiswa serta alumni. Ini adalah kesempatan untuk merayakan orang-orang yang telah membantu membentuk ISI Solo menjadi apa adanya hari ini.

“Secara keseluruhan, usia 60 tahun bagi ISI Solo adalah tentang merayakan masa lalu, menghargai masa kini, dan merencanakan masa depan. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan kisah, seni, dan pendidikan – sebuah perjalanan yang layak untuk dirayakan,” tegas rektor.

Ketua Tim Kerja Kehumasan dan Layanan Publik ISI Solo, Anhar Widodo menambahkan, Logo Dies Natalis ke-60 ISI Solo didesain oleh Ipung Kurniawan Yunianto, dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Solo-berdasarkan Surat Tugas Nomor: 189/IT6.1/RT.01.00/2024 tanggal 19 Maret 2024.

Dalam surat itu, rektor menugaskan yang bersangkutan untuk melaksanakan Pembuatan Logo dan Panduan Penggunaan Logo Dies Natalis ke-60 ISI Surakarta Tahun 2024, yang dilaksanakan pada tanggal 21 s.d 31 Maret 2024.

Transformasi, Jati Diri dan Kejayaan Negeri

Transformasi dalam konteks ini adalah perubahan organisasi dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Satuan Kerja (Satker) ke PTN Badan Layanan Umum (BLU) merujuk pada proses perubahan status dan tata kelola yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas layanan. Secara keseluruhan, transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi luaran pendidikan tinggi.

Jati diri dalam konteks Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Seni merujuk pada karakteristik unik dan asli yang membedakan ISI Solo dari yang lain. Ini mencakup nilai-nilai, tradisi, filosofi, dan pendekatan pendidikan yang telah berkembang dan dipertahankan sepanjang sejarah organisasi. Konsep autentisitas merujuk pada keaslian dan kejujuran dalam mengekspresikan dan mempertahankan jati diri tersebut. Dalam konteks ISI Solo, ini bisa berarti komitmen untuk mempertahankan standar akademik dan artistik yang tinggi, dedikasi untuk menghargai dan mempromosikan seni lokal, dan/atau pendekatan inovatif untuk pendidikan seni. Identitas adalah bagaimana ISI Solo dilihat dan dikenali oleh dunia luar. Ini mencakup reputasi lembaga, citra publik, dan bagaimana lembaga tersebut memposisikan dirinya dalam komunitas akademik dan artistik yang lebih luas.

Kejayaan Negeri dalam konteks visi Indonesia Emas 2045 merujuk pada pencapaian puncak kemajuan dan kesejahteraan negara Indonesia pada tahun 2045, saat peringatan 100 tahun kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Ada tiga hal pokok yang menjadi acuan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 :

  1. Stabilitas bangsa dan negara : Stabilitas merupakan prasyarat utama untuk mencapai kemakmuran.
  2. Keberlanjutan dan kesinambungan dalam memimpin :
    Kepemimpinan pada sebuah bangsa ibarat tongkat estafet yang harus bersambung dan bukan dimulai dari nol pada setiap kepemimpinan.
  3. Pemerataan pembangunan : Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia juga menjadi prioritas, termasuk dalam era transformasi digital.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait