JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Ada 7 BPR yang diprediksi LPS bakal ambruk tahun ini. Namun hingga Kamis (4/4/2024) malah sudah ada 9 BPR yang kolaps.
Terakhir, PT BPR Bali Artha Anugrah Denpasar, Bali dicabut izinnya oleh OJK terhitung 4 April 2024. Dua hari sebelumnya, PT BPR Sembilan Mutiara Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat dilikuidasi.
Sebelumnya sudah tujuh BPR dilikuidasi sejak 1 Januari tahun ini. Yakni, BPR Wijaya Kusuma Madiun, BPRS Mojo Artho di Mojokerto, BPR Usaha Madani Karya Mulia (BPR UMKM) di Solo, BPR Bank Pasar Bhakti di Sidoarjo BPR Bank Purworejo di Purworejo, BPR EDC Cash Tangerang, dan terakhir BPR Aceh Utara.
Apakah BPR yang bakal disuntik mati oleh pihak otoritas bakal bertambah, jawabannya sangat mungkin. Apalagi pihak otoritas memprediksi akan ada penyusutan jumlah BPR, hingga 40 persen, dari sekitar 1.600 BPR jadi 1.000 BPR.
Penyusutan itu terkait Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang modal disetor bagi BPR. Belakangan, banyak pimpinan BPR melakukan fraud, yang merugikan perbankan, sehingga BPR tersebut dicabut izinnya dan dilikuidasi. Bahkan dari 9 BPR yang dicabut izinya, akibat tata kelola yang tidak baik dan terjadi fraud sehingga dicabut izinnya.
“Bagi pemilik BPR yang tidak mampu memenuhi modal disetor, sebaiknya mengundang investor atau merger dengan BPR lainnya,” kata Kepala OJK Solo Eko Yunianto, Minggu (7/4/2024).
Sementara itu para nasabah BPR yang mulai “melek perbankan” tidak merasa khawatir dengan BPR atau bank, tempat dimana mereka menyimpan uang, baik tabungan atau deposito. Sebab, LPS akan mengganti uang simpanan mereka di BPR yang dilikuidasi.
Namun tidak semua simpanan nasabah diganti, hanya simpanan Rp 2 miliar dan tercatat di bank yang akan diganti LPS. Lebih dari Rp 2 miliar tidak dibayar.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |