DPK hanya Tumbuh 0,38%, Warga Solo Enggan Menabung?

24 Februari 2023, 06:53 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Warga Solo dan sekitar tampaknya kini enggan menyimpan uang di bank, baik di bank umum maupun syariah.

Meski tidak menyebut alasan atau faktor kenapa warga Solo enggan menabung atau menyimpan deposito di bank, namun dalam rilis yang dibagikan pada masyarakat, OJK menyebut, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Solo Raya hanya tumbuh 0,38 persen (yoy) menjadi Rp90,05 triliun.

Pertumbuhan DPK yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan / OJK yang hanya 0,38 persen hingga akhir Desember 2022 itu tentu saja sangat kecil sekali, tidak ada satu digit.

Kendati pertumbuhan DPK sangatlah minim, namun pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang disalurkan perbankan di Solo Raya cukup lumayan, meski tidak sampai dua digit. Demikian juga aset perbankan, juga tumbuh.

“Kredit perbankan tumbuh 7,19 persen (yoy) menjadi Rp102,71 triliun, aset perbankan juga tumbuh 3,38 persen (yoy) menjadi sebesar Rp112,64 triliun,” kata Kepala OJK Solo Eko Yunianto dalam siaran pers, Kamis (23/2/2023).

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan didominasi kredit modal kerja yang mencapai 58 persen, diikuti kredit investasi sebesar 21 persen, dan kredit konsumsi 21 persen.

Sedangkan berdasarkan jenis usaha, kredit bukan mikro, kecil dan menengah (non UMKM) masih mendominasi, yakni mencapai 56 persen, diikuti kredit mikro 21 persen, kredit kecil 14 persen dan kredit menengah sebesar 9 persen.

OJK juga menunjukkan kinerja industri pasar modal menunjukkan peningkatan dari jumlah Single Investor Identification (SID) di Solo Raya sebesar 110,23 persen (yoy) menjadi 360.956 investor.

“Peningkatan ini didominasi oleh investor Reksa Dana, diikuti investor saham dan investor Surat Berharga Negara atau SBN,” kata Eko.

Sementara itu dari sisi perlindungan konsumen, sampai Desember 2022, Kantor OJK Solo telah menerima 174 layanan konsumen yang dilakukan secara online melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo.

Dari jumlah layanan tersebut, sebanyak 128 atau 74,8 persen merupakan layanan dari sektor perbankan khususnya terkait restrukturisasi kredit. OJK Solo juga menerima 371 layanan walk in yang terdiri dari 284 layanan konsumen dan 87 Layanan SLIK.

OJK Solo mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Solo Raya untuk selalu waspada terhadap modus penipuan online/social engineering (soceng) yang mulai marak di masyarakat,” kata Eko.

Selain menjaga pertumbuhan sektor jasa keuangan agar tetap tumbuh positif, OJK Solo juga berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada mahasiswa, pegawai ASN, komunitas dan masyarakat di lingkungan pemerintah kota dan kabupaten di Solo Raya.(*)

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait