DALAM pewayangan versi Jawa, Durna adalah seorang pandita dan guru bagi para Kurawa dan Pandawa. Tetapi dia lebih berpihak pada Kurawa yang telah memberinya jabatan dan naungan hidup. Hidupnya dipengaruhi oleh kebusukan dan kelicikan para Kurawa yang sangat membenci Pandawa.
Dengan kelicikannya, Durna membuat cara agar Bima bisa dimusnahkan. Dia menyuruh Bima mencari “Banyu suci perwita sari” ke tengah hutan belantara.
Maksud Durna agar Bima dimakan hewan buas atau dibunuh raksasa jahat. Ternyata Bima selamat.
Belum tercapai niatnya, Durna menyuruh Bima terjun ke samudera raya. Seorang guru dan pandita yang harusnya mengajarkan kebaikan, justru mengarah binasanya sang murid.
Di dasar samudera itu Bima justru bertemu dengan Dewa Ruci, Sang Murbeng Rat. Disanalah Bima diwejang tentang asal dan tujuan hidup manusia.
Justru Bimalah yang bisa menjelaskan kepada Durna apa makna kehidupan sejati. Guru Bima itu diibaratkan seperti “Jun atau klenthing” atau bejana hampa tak berisi. Apa yang diajarkan hanyalah kosong melompong belaka.
Yesus mengkritisi para ahli Taurat, guru atau tetua bangsa Yahudi. Mereka bisa mengajarkan dengan teliti, tetapi tidak bisa melaksanakannya. Tingkah laku mereka sangat jauh dari apa yang diajarkannya.
Yesus berkata, “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu. Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”
Seperti Pandita Durna bisa mengajarkan “dakik-dakik” dengan istilah yang muluk-muluk tetapi tidak mampu melakukannya. Ia menyuruh Bima masuk ke dalam hutan berbahaya dan samudera raya, tetapi menyentuh tepi ombaknya saja Durna tidak mau.
Yesus menegaskan dengan terang benderang, “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.”
Ada ungkapan “Gajah diblangkoni, bisa kojah ora bisa nglakoni,” artinya bisa mengajarkan tetapi tidak bisa melakukan.
Marilah kita belajar konsisten melakukan apa yang telah diucapkan. Kredibilitas kita teruji jika apa yang dikatakan terwujud dalam tindakan nyata.
Di Hastina ada Pendeta Durna,
Didukung oleh Patih Sengkuni.
Jadi orang jangan banyak bicara,
Lebih baiklah jika menepati janji.
Cawas, diam adalah emas, lebih baik diam…
Puncta 05.11.23
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |