Dursasana

8 Juli 2024, 20:45 WIB

SETIAP orang punya kebutuhan dasar dihargai. Kalau tidak dihargai, dia akan marah, memberontak dan bertindak kasar.

Begitu pula Dursasana. Merasa tidak dihargai dan dicela, dia bertindak nekad melanggar aturan.

Dalam perang Baratayuda, Dursasana berharap diangkat jadi senopati. Tetapi Duryudana tidak menyuruhnya maju perang, tetapi disuruh menjaga Banowati, istrinya di Taman Kadilengeng. Dursasana kecewa, merasa tidak dihargai.

Banowati malah menghinanya sebagai ksatria yang takut maju perang, makanya disuruh menjaga perempuan di Keputren.

Marah karena dihina dan dilecehkan, tanpa ijin siapa-siapa, Dursasana maju ke medan perang. Rasa marah membuat segala tindakannya ngawur, kalap dan sembarangan.

Orang-orang Nazaret itu juga merasa kecewa karena melihat siapa Yesus sebenarnya. Dia hanyalah anak tukang kayu.

Semua saudara-saudari-Nya ada di tengah-tengah mereka. Mereka tidak percaya kepada Yesus.

“Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Mereka hanya melihat Yesus dari luarnya saja. Sabda dan karya-Nya berasal dari Allah. Tetapi orang-orang Nazaret itu terlanjur tidak percaya dan menghakimi.

Akibatnya mereka tidak bisa melihat mukjizat dan karya-karya besar Allah. Yesus tidak marah. Dia tidak membuat karya-karya besar di sana.

Orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Putera Allah, mereka tidak bisa memahami bahkan mengejek dan menghina-Nya. Penghinaan pada Yesus itu nyata sampai sekarang.

Mereka hanya melihat dari kacamata lahiriahnya saja. mereka tidak paham. Di Nazaret Yesus tidak membuat mukjizat-mukjizat, karena mereka tidak percaya.

Untuk dapat melihat mukjizat dibutuhkan iman atau percaya. Untuk bisa mengalami karya besar Allah diperlukan keterbukaan hati. Tanpa itu semua, kita tidak punya pengalaman akan Allah.

Mari kita tetap percaya. Dengan percaya, Allah akan membuat hal-hal yang luar biasa.

Gunung Fuji ada di Jepang,
Di lerengnya ada bunga sakura.
Jangan mudah mencela orang,
Kamu akan mengalaminya juga.

Cawas, bukalah hati untuk percaya
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait