SOLO,LOKAWARTA.COM-Emil Elestianto Dardak mengurai cara mengatasi banjir akibat hujan dan luapan Sungai Bengawan Solo ketika tampil sebagai pembicara utama dalam forum seminar dan pelantikan pengurus HATHI Solo.
Bagi Wakil Gubernur Jatim itu, uraian itu penting, sebab 70 persen Sungai Bengawan Solo terletak di Jawa Timur. Apalagi seminar yang digelar di Tower UNS Ki Hadjar Dewantoro, kampus UNS, Solo, Rabu (6/12/2023) itu juga dihadiri Kepala BBWS-BS Maryadi Utama selaku pengelola Bengawan Solo.
“Berbicara tentang sungai, untuk mengurangi risiko banjir perlu engineering solution. Itu kita lakukan dengan membangun embung Jabung yang berskala besar,” kata Emil Dardak, begitu dia akrab disapa.
“Selain itu rencana pembangunan bendung gerak Karangnongko di Bojonegoro. Ini rekayasa teknik untuk mengatasi masalah banjir di musim hujan sekaligus di musim kering,” jelasnya.
Dikatakan, semua upaya rekayasa teknik untuk mengatasi banjir tidak mudah diwujudkan karena kendala kemampuan keuangan terbatas. Namun, dalam pengelolaan banjir, upaya itu bisa dikombinasikan dengan upaya mitigasi bencana.
Dengan anggaran terbatas, dalam kesempatan itu Emil Dardak menodong Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS-BS) Maryadi Utama.
“Ini kesempatan saya menodong Pak Maryadi atas kebutuhan penanganan banjir di Jawa Timur, yang merupakan komitmen pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya sebagai pembicara pertama, Kepala BBWS-BS Maryadi Utama mengungkap 4 hal penyebab banjir di Sungai Bengawan Solo. Yakni alih fungsi lahan dan degradasi lahan, bangunan di bantaran/sepadan sungai, sedimentasi, serta sampah dan limbah pada sungai.
“Untuk pencegahan banjir kita menggunakan cara struktural, seperti konservasi, edukasi pada masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat dan stake holder, kajian perizinan, dan sosialisasi regulasi,” kata Maryadi.
“Dan untuk pengendalian banjir kita menggunakan cara struktural seperti, membangun tampungan air, menambah kapasitas tampungan air, membagi air sungai atau kanal, meningkatkan kecepatan air, mengendalikan sedimentasi, dan penataan drainase,” jelasnya.
Selain Wagub Jatim Emil Dardak dan
Kepala BBWS-BS Maryadi, seminar dan pelantikan pengurus Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Solo yang didukung BBWS-BS dan Balai Teknik Sungai tersebut juga menghadirkan pembicara yang kompeten di bidang masing-masing.
Yakni, Dr. M. Saparis Soedarjanto (Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS, KLHK), Marasi Deon Joubert (Kepala Balai Teknik Sungai), Dr. Raymond Valiant ( Praktisi dan Akademisi Sumber Daya Air) dan Dr. Sholihin As’ad (Dekan Fakultas Teknik UNS).
Seminar bertajuk Peningkatan Kesiapsiagaan Banjir Bengawan Solo itu sekaligus untuk mempromosikan “10th World Water Forum”, sebuah forum lintas batas terbesar di dunia berfokus pada isu-isu air secara global dan mencari solusi sebagai jawaban.(*)
Editor | : | Pilih Nama Editor |
---|---|---|
Sumber | : |