PROFESOR Reinald Kasali pernah mengingatkan kepada kita semua bahwa kini ada flexing dari para pemuka agama. Bukan hanya para artis, ASN atau pesohor, tetapi para tokoh agama sudah mulai melakukan flexing.
Banyak pemuka agama tampil dengan gaya hidup mewah; punya mobil mewah, motor gede, rumah mewah dan fasilitas-fasilitas mewah lainnya.
Ada yang menggunakan sumbangan yang seharusnya untuk fakir miskin, tetapi untuk kepentingan pribadi.
Sudah banyak terungkap kasus-kasus penyelewengan harta gereja untuk kepentingan sendiri. Salah satunya yang tersiar adalah pasangan Televangelist Kenneth dan Gloria Copeland yang mempunyai jet pribadi dan kekayaan berlimpah.
Bisnis kaum agamawan ini pertama-tama adalah menjual massa. Mereka berusaha punya massa pengikut yang banyak. Semakin banyak pengikut/umat semakin banyak sumbangan atau dana bisa dikumpulkan.
Kedua, mengembangkan teologi kemakmuran. Mereka suka berkotbah bahwa orang kaya tanda diberkati Tuhan. Mereka mencari kekayaan, kesuksesan dan kemakmuran.
Prof. Reinald menjelaskan ciri-ciri flexing kaum agamawan :
1. Menjanjikan balasan yang berlipat ganda. Tuhan akan memberikan balasan, jika mereka menyumbang pada organisasi atau gerejanya.
2. Menggunakan pendekatan emosi kepada mereka yang sedang prihatin/susah. Mereka digiring untuk mempercayakan kekayaannya kepada kaum agamawan.
3. Menggunakan uang sumbangan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk fakir miskin.
4. Bergaya hidup sangat duniawi. Gaya penampilannya mengikuti tren yang berkembang di masyarakat.
5. Ceramah, kotbahnya menggebu-gebu seperti motivator ulung.
6. Memiliki massa yang masif dan memposisikan dirinya sebagai seorang artis terkenal.
7. Ada tarif untuk melakukan pelayanan. Berani membuat tarif mahal untuk pelayanan rohani kepada umat.
8. Menjual ayat suci sesuai dengan kepentingannya. Suka ajak umat untuk rela dan ikhlas berderma agar mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan.
9. Mereka mengaku mendapat mimpi atau ilham dari Tuhan. Mereka mengklaim dapat bisikan atau pesan khusus dari Tuhan.
10. Berbeda antara perbuatan dan perkataannya.
Dalam Injil hari ini Yesus juga mengingatkan akan kemunafikan kaum agamawan. Mereka suka memamerkan perilaku sok suci di hadapan orang agar dipuji. Mereka suka mengucapkan doa-doa yang panjang.
Mereka berdoa dengan berdiri di rumah-rumah ibadat, di tikungan-tikungan jalan raya supaya dilihat orang. Mengganggu kepentingan umum dan membuat macet jalanan tidak peduli. Yang penting mereka terlihat sedang berdoa, mendaraskan ayat-ayat suci di tempat umum.
Kalau puasa, mereka mengubah mukanya menjadi muram, ‘kaya wong kaliren’ biar dilihat orang banyak kalau mereka sedang puasa. Intinya mereka melakukan ibadat suci untuk pamer kepada orang lain.
Yesus justru mengajak agar semua kebaikan itu dilakukan secara tersembunyi. Tidak perlu dipamer-pamerkan.
Tuhan sendiri akan membalas semua perbuatan yang tersembunyi itu. Apakah kita juga suka flexing, pamer di depan orang?
Naik kereta dari Solo Balapan,
Ditemani pramugari menawan.
Jangan suka pamer kebaikan,
Kebaikan hanya milik Tuhan.
Cawas, cinta uang akar segala kejahatan
Puncta 21.06.23
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |