Puncta 05.02.23
Minggu Biasa V
Matius 5: 13-16
BETAPA banyak fungsi dan kegunaan garam dari zaman dahulu sampai sekarang.
Yang pertama,.garam sebagai bahan pengawet. Zaman dahulu belum ada kulkas. Selain sebagai pemberi rasa, garam dipakai juga untuk mengawetkan makanan agar tidak basi atau bau.
Kedua, garam juga pernah menjadi alat tukar menukar, karena garam dibutuhkan oleh banyak orang.
Di zaman Romawi kuno, para tentara digaji dengan “salarium argentum” yang terbuat dari garam. Dari kata “salarium” itulah muncul istilah salary atau gaji karyawan.
Karena garam di beberapa tempat menjadi komoditas penting, maka pemerintah Perancis dan Inggris membuat peraturan pajak untuk garam.
Pajak garam yang tinggi memicu terjadinya revolusi di Perancis, karena pemberlakuan aturan yang tidak adil. Bangsawan hidup mewah dengan pajak rendah sedang rakyat hidup miskin dengan pajak tinggi. Rakyat memberontak terhadap para bangsawan.
Di India, Mahatma Gandhi melakukan boikot dan revolusi damai dengan long march ke pesisir laut kota Dandi untuk mengajak rakyatnya membuat garam sendiri.
Protes ini membuat Inggris melakukan tindakan represif dan memenjarakan ratusan ribu orang lebih. Dari sini tekanan terhadap Inggris semakin besar.
Bangsa-bangsa di dunia menuntut Inggris memberi kemerdekaan kepada India.
Garam punya arti yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Barang kecil dan sederhana itu bisa menentukan sejarah sebuah bangsa. Ia memberi warna dan rasa dalam kehidupan kita.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang.”
Yesus ingin agar para murid-Nya menjadi garam yang punya kegunaan besar bagi banyak orang.
Hidup kita mesti dipersembahkan untuk orang lain. Hidup ini harus menjadi berkat bagi sebanyak mungkin orang.
Dalam lagu Hidup Ini adalah Kesempatan, tertulis syair yang sangat bagus. Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat.
Nabi Yesaya menyampaikan firman Tuhan bagaimana hidup yang menjadi berkat. Tuhan menghendaki, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan makananmu kepada orang yang lapar, dan menerima dalam rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah. Apabila engkau melihat orang yang kekurangan pakaian, haruslah engkau memberi dia pakaian, dan jangan menyembunyikan diri dari saudaramu sendiri.”
Tuhan meyakinkan kita, “Jika kamu berbuat demikian, maka cahayamu akan terang benderang laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera.”
Marilah kita berbuat baik, karena kebaikan akan datang kepada kita dengan caranya.
Jika kita menabur kebaikan, maka hasilnya juga akan membahagiakan.
Pergi ke Lampung jalannya naik-naik,
Kabut tebal ada di depan mata.
Jangan bosan selalu berbuat baik,
Kita akan punya teman di mana-mana.
Cawas, siapa menabur kebaikan, akan….
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |