SOLO,LOKAWARTA.COM-Bangunan Gardu Listrik seluas 97,8 M2 di atas lahan 658 M2 yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 50 Banjarsari Solo, tepatnya di depan Pura Mangkunegaran itu kini tak lagi suwung.
Bangunan cagar budaya peninggalan pemerintah Hindia Belanda itu kini menjadi tempat ngopi di Solo dan tempat nongkrong yang asyik dan ikonik. Sebagai pemilik, PT PLN (persero) telah merevitalisasi bangunan yang cukup lama.mangkrak itu menjadi kedai kopi.
Tidak hanya sebatas tempat nongkrong dan tempat ngopi di Solo, di situ juga dibuatkan museum listrik (PLN), sehingga para pengunjung yang datang, khususnya anak-anak milenial bisa belajar tentang listrik di Solo (Indonesia), terutama peran peran Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran dalam dunia kelistrikan.
“Bangunan Gardu Listrik yang tadinya suwung ini sudah kita sulap menjadi hidup, menjadi tempat nongkrong dan tempat ngopi di Solo bagi anak-anak muda yang ikonik dan nyaman, namanya Pesen Kopi Heritage,” kata EVP General Affairs dan Asset Property PT PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, saat soft launching, Kamis (14/11/2024).
Selain Arsyadany Ghana Akmalaputri, hadir dalam kesempatan itu Direktur Legal dan Human Capital PT PLN, Yusuf Didi Setiarto, Dr Dhoni Widianto yang saat itu masih Pjs Wali Kota Surakarta, KGPAA Mangkunegoro X, KGPA Dipokusumo, mantan komisaris PT PLN Eko Sulistyo, dan tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, para tamu undangan diajak berkeliling melihat lihat koleksi museum, selain menikmati kopi dan kudapan yang disajikan.
“Untuk food and beverage yang digabungkan dengan museum ini baru pertama ini (di Indonesia),” kata Arsyadany Ghana Akmalaputri.
“Sasarannya untuk membangun kesadaran milenial untuk peduli dengan sejarah di masa lalu tapi sekaligus menjadi inspirasi di masa depan. Bahwa zaman dulu sampai sekarang itu listrik berkembang dengan teknologinya.”
Menurut dia, perubahan itu sebagai pendayagunaan aset PLN untuk mengubah cara pandang yang tadinya hanya merawat, sekarang dikonsep bersama untuk menjadi bagian dari pendapatan PLN
“Revitalisasi bangunan gardu listrik di Ngarsopuro menjadi tempat nongkrong anak-anak muda dan keluarga ini menjadi pilot projek PLN untuk membangun hal yang sama di beberapa aset PLN yang sudah tidak terpakai,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Legal dan Human Capital PT PLN, Yusuf Didi Setiarto, mengatakan, lokasi cagar budaya gardu listrik di Ngarsopuro yang diubah jadi tempat nongkrong itu memiliki aspek sejarah dan komersial untuk berkontribusi mengurangi pengangguran.
“Tempat yang khas ini ada aspek sejarahnya, ada aspek komersial, setidaknya 30 orang bisa bekerja,”‘ kata Yusuf Didi Setiarto, dalam sambutannya.
“Seandainya di Kota Solo ada beberapa seperti ini, tentu sedikit banyak kita bisa berkontribusi mengurangi pengangguran. PLN hari ini memberi sumbangan terbaik kepada Kota Solo untuk menambah aset kuliner,” ucap Yusuf Didi Setiarto.
Mantan komisaris PT PLN Eko Sulistyo menilai tepat jika PLN merevitalisasi bangunan cagar budaya gardu listrik menjadi tempat nongkrong dan tempat ngopi di Solo bagi anak muda, lantaran lokasinya sangat strategis dan ikonik karena di depan Pura Mangkunrgaran.
“Anak muda sekarang ini uangnya habis karena dipakai nongkrong di kedai kopi, seperti anak anak saya dan teman-temannya. Saya menilai tepat kalau bangunan cagar budaya gardu listrik ini dijadikan tempat ngopi dan museum,” kata Eko Sulistyo.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |