LOKAWARTA.COM,SOLO-Untuk kali pertama, Asosiasi Koperasi Syariah Indonesia (Aksyindo) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) di Syariah Hotel Solo, baru-baru ini.
Rapat kerja dengan tagline literasi, edukasi, dan aksi itu diikuti 74 peserta dari 35 koperasi syariah di berbagai wilayah Indonesia. Tagline itu diambil karena masih banyak masyarakat yang belum paham keuangan syariah, meski di Indonesia mayoritas muslim.
“Karena itu, kita perlu melakukan literasi, mengedukasi masyarakat apa itu keuangan syariah yang sesungguhnya,” kata Ketua Aksyindo, Sucipto di sela-sela rakernas.
Dalam kesempatan itu Sucipto juga mengatakan, jika ingin maju, pengelolaan koperasi harus dilakukan profesional dan tidak bisa setengah setengah apalagi hanya sekedar sampingan.
Profesionalisme itu menyangkut SDM, sistem, dan pendanaan. Ketiganya adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan. Menurut dia, SDM yang mengelola koperasi harus mumpuni.
Demikian juga dengan sistem, juga harus bagus. Untuk pendanaan, kata dia, selain simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, koperasi bisa bekerja sama dengan pihak ketiga, baik itu antar koperasi maupun dengan perbankan.
“Kalau SDM oke, sistemnya bagus, tapi kalau tidak ada dana, koperasi tidak akan besar. Begitu kalau ada dana tapi SDM dan sistemnya lemah, koperasi bisa kacau. Karena itu, ketiganya harus diperkuat,” kata dia.
Soal pendanaan, lanjut Sucipto, Aksyindo juga tengah menjajaki kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Kolaborasi itu diharapkan mampu mendorong keduanya tumbuh bersama.
“Yang paling liquid dalam hal permodalan adalah perbankan. Saat ini ada BSI, penggabungan tiga bank besar, kita tahu pasti duitnya banyak,” kata
Penjajakan kerja sama saat ini telah memasuki pembahasan mengenai akad-akad yang betul-betul sesuai dengan syariah. Dengan demikian, perekonomian bisa sama-sama tumbuh sesuai target yang pemerintah canangkan di tahun 2024 mendatang.
“Penjajakan kerja sama dengan BSI, dibantu Komunitas Masyarakat Pecinta Bank Syariah yang menjembatani akad-akad yang diperlukan.”
| Editor | : | Vladimir Langgeng |
|---|---|---|
| Sumber | : |
