Puncta 26.02.23
Minggu Prapaskah I
Matius 4:1-11
CINTA itu buta. Demikianlah yang dialami Samba. Dia sedang jatuh cinta. Tetapi wanita yang dicintai adalah istri kakaknya sendiri, Boma.
Mata hati Samba sudah menjadi buta karena ia mengingini Hagnyanawati. Dia sudah berperilaku seperti orang gila karena cintanya. Yang ada di hadapannya hanyalah bayangan Hagnyanawati.
Samba minta dukungan kakaknya yang lain, Gunadewa. Namun kakaknya ini tidak mau menolong adiknya yang salah jalan.
Ia menyarankan agar Samba minta tolong kepada pamannya, Arjuna di Madukara.
Di tengah perjalanan, Samba melewati hutan lebat “gung liwang liwung.” Hutan penuh bahaya, gelap dan menakutkan.
Ia bertapa minta petunjuk dewata. Datanglah Batari Wilutama memberi saran. Samba diberi pusaka cundamanik untuk mengebor bumi menuju Taman Trajutrisna supaya tidak diketahui orang.
Karena di dalam bumi gelap, Wilutama memberi cahaya penerang. Tetapi Wilutama sebelumnya berpesan, “Jangan sekali-kali menoleh ke belakang untuk melihat sumber cahaya. Teruslah berjalan maju.”
Karena penasaran Samba tergoda ingin tahu dari mana sumber cahaya yang terangnya seperti matahari.
Samba menoleh ke belakang. Betapa terpesonanya karena sumber cahaya itu ternyata buah dada Batari Wilutama yang cantik molek menyilaukan.
“Karena engkau melanggar janji, Samba, kelak matimu akan sangat menderita, “dijuwing-juwing”
(dimutilasi), demikian kutukan Sang Batari.
Dalam bacaan pertama, Tuhan Allah memberi taman yang indah di Eden kepada Adam dan Hawa. Segala kehidupan yang baik diberikan kepada manusia.
Tuhan menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya.
Kepada ular yang menggodanya, Hawa menirukan pesan Tuhan, “Buah dari semua pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buahpohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman, “Jangan kamu makan atau pun kamu meraba buah itu; sebab jika kamu membuat itu, kamu akan mati.”
Ular menggoda Hawa sehingga ia memakan buah itu dan ia mengajak Adam juga. Mereka akhirnya jatuh dalam dosa karena melanggar perintah Tuhan.
Mereka harus menjalani kehidupan yang berat, keras dan kejam di bumi.
Dalam Injil, Yesus, Adam baru digoda oleh iblis ketika Ia berpuasa di padang gurun. Yesus mengalahkan godaan iblis. Yesus menolak tipu rayu iblis agar Ia menuruti perintahnya.
Manusia pertama jatuh dalam dosa karena ia melanggar perintah Allah. Manusia ingin menjadi seperti Allah.
Setan yang menggoda dalam wujud ular berkata, “Pada waktu kamu makan dari buah pohon itu, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah; tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Yesus, Sang Adam Baru menunjukkan eksistensi Allah. Ia mengembalikan martabat manusia yang jatuh akibat dosa pertama.
Kalau kita jatuh melawan godaan, kita akan seperti Adam, hidup dalam kesengsaraan. Kalau kita menang atas setan, kita akan mengikuti Yesus mencapai kemuliaan.
Sore-sore naik ke puncak Breksi,
Melihat tenggelamnya matahari.
Godaan dunia tak kunjung henti,
Mohon Roh Allah sudi melindungi.
Cawas, ada kue ultah yang mungil…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |