Hadiri Acara Digitalisasi Infak Di Masjid Agung Karanganyar, Juliyatmono : Sedekah itu Seperti Air Sumur

30 Agustus 2022, 16:45 WIB

LOKAWARTA.COM,KARANGANYAR-Bupati Karanganyar Juliyatmono mengibaratkan sedekah seperti air sumur. Ia mengatakan, jika air sumur itu sering ditimba atau sering diambil, maka akan tetap jernih dan sumbernya akan terus mengalir.

Sebaliknya, lanjut Juliyatmono, jika air sumur itu tidak pernah diambil atau ditimba maka kondisinya akan keruh, berbau, dan mengandung banyak bibit penyakit.

Seperti halnya jika orang bersedekah, infak, maupun zakat, maka sumber pendapatan, duit, atau rezeki itu akan terus mengalir. Lagi pula, hati orang yang selalu bersedekah itu akan tetap jernih dan tidak akan khawatir rezekinya akan terhenti atau bahkan habis lantaran disedekahkan.

Sebaliknya, kata Bupati Karanganyar, orang yang tidak pernah sedekah maka hidupnya akan sengsara, apakah sering sakit-sakitan, kena musibah, kecelakaan, dan lain sebagainya.

“Kalau kita bersedekah, banyak sedekah, orang-orang yang cetil dan kikir itu akan bilang, sok suci, sok dermawan, dan yang hal hal yang jelek pada diri kita. Tapi tetaplah sedekah, sebab sedekah itu menentramkan hati dan menjernihkan pikiran,” kata bupati.

Hal itu dikatakan Bupati Karanganyar Juliyatmono saat memberi sambutan dalam acara sosialisasi digitalisasi zakat, infak, dan sedekah di Masjid Agung Karanganyar, Selasa (30/8/2022).

Dalam kesempatan itu, Bupati Juliyatmono pamer kepada Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo, bahwa penghimpunan zakat di Karanganyar paling tinggi dan terbaik di Indonesia.

“Ini menandatakan bahwa masyarakat Karanganyar itu baik-baik, dermawan, serta suka sedekah dan suka zakat,” kata bupati bangga.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pandemi covid-19 membatasi mobilitas masyarakat sehingga mengubah cara masyarakat bertransaksi, termasuk mengakselerasi terobosan dan inovasi program penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

Nah, digitalisasi pembayaran ZISWAF salah satunya menggunakan Quick Response Indonesia Standar (QRIS), kata Joko, menjadi salah satu inovasi yang mempermudah umat menyalurkan dananya tanpa kontak fisik sehingga pelaksanaan ibadah ini dapat dilakukan secara cepat, mudah, murah, aman, dan handal.

Bank Indonesia Solo bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar mendukung upaya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk melakukan digitalisasi pembayaran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) sebagai upaya memberikan kemudahan umat dalam menunaikan kewajibannya,” kata Joko dalam sambutannya.

Zakat sebagai salah satu pilar pendukung perekonomian yang berkeadilan dan instrumen pengentasan kesenjangan ekonomi sosial, lanjut dia, diharapkan dapat mendukung tumbuhnya sentra produksi baru yang berkontribusi terhadap kesinambungan dan inklusivitas program pembangunan daerah.

Untuk mendukung upaya ini, kata dia, Bank Indonesia Solo bersama, Pemkab Karanganyar dan Baznas Karanganyar menggelar Sosialisasi Pengelolaan Zakat, Infaq, Sedekah dan Digitalisasi Keuangan Masjid se-Kabupaten Karanganyar di Masjid Agung Madaniyah.

Sinergi ini, kata Joki, bagian dari rangkaian Festival Syiar Ekonomi Syariah dan Pesantren (SYEKATEN) 2022). Festival SYEKATEN 2022 merupakan event strategis tahunan yang diselenggarakan Bank Indonesia Solo yang merupakan rangkaian kegiatan menuju perhelatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa di Surabaya dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta.

Dua kegiatan strategis tahunan itu menjadi ajang edukasi dan sosialisasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia untuk mendukung Indonesia menjadi pusat EKSyar dunia. “Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi setiap Masjid agar membentuk unit pengumpul zakat,” tandasnya.

“Sosialisasi ini juga bertujuan untuk penguatan pengelolalaan ZIS berbasis masjid lewat digitalisasi pembayaran agar lebih optimal mengingat ZIS menjadi instrumen penting dalam pengentasan kemiskinan.”

Dikatakan, setidaknya ada tiga manfaat digitalisasi yang bisa dirasakan yakni meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan partisipasi.

“Penggunaan QRIS dalam menunaikan ZIS diharapkan dapat meningkatkan kemudahan bagi masyarakat yang kemudian berpotensi meningkatkan realisasi penghimpunan ZIS secara optimal,” kata Joko.

Pembayaran ZIS menggunakan QRIS dapat dilakukan dengan cepat, mudah, murah, aman, dan handal, serta tidak terbatas waktu dan lokasi. “Dengan QRIS, lanjut dia, menunaikan pembayaran ZIS diharapkan menjadi lebih mudah sehingga semakin menambah keberkahan ibadah.”

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait