Puncta 04.09.22
Minggu Biasa XXIII
Lukas 14: 25-33
PEMERINTAHAN SBY waktu itu punya cita-cita membangun Pusat Pendidikan, Pelatihan, Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor.
Tempat ini diharapkan menjadi pusat pelatihan atlet-atlet elite nasional. Maka disiapkanlah pembangunan sarana prasarana seperti gedung pusat latihan olahraga, asrama, masjid, dan bangunan pendukung lainnya.
Megaproyek yang awalnya “hanya” berbiaya Rp. 125 miliar, pada zaman Andi Mallarangeng sebagai menteri olahraga melejit menjadi Rp. 2,5 Triliun.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memvonis menteri olehraga dan ketua partai bersalah melakukan tindak pidana korupsi.
Kerugian negara ditaksir ada sekitar 706 miliar rupiah. Dana megaproyek itu dijadikan bancakan korupsi berjemaah.
Akibatnya, megaproyek itu mangkrak sampai sekarang. Pembangunannya berhenti di jalan karena dikorupsi.
Cita-cita memiliki pusat pembinaan olahraga yang prestisius gagal total. Sekarang gedung-gedung itu merana tak terawat. Lahan di sekitarnya ditumbuhi rumput-rumput liar menambah seram suasananya.
Mengikuti Yesus ibarat orang yang membangun menara. Ia harus mau bekerja keras, berkorban dan mempertimbangkan segala sesuatunya.
Yesus berkata, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Ia memberi perumpamaan orang yang membangun menara. Orang itu akan duduk dahulu membuat perhitungan anggaran, apakah cukup untuk menyelesaikan bangunannya.
Dihitung dengan teliti, mempertimbangkan segala sesuatu supaya tidak berhenti di tengah jalan.
Jangan sampai orang mengejeknya, “Orang itu mulai mendirikan, tetapi dia tidak sanggup menyelesaikannya.”
Begitu juga menjadi murid Yesus. dia dituntut untuk berani berkorban segala-galanya.
Yesus berkata, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,anaknya, saudara-saudara laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Menjadi murid harus berani menomor-satukan Yesus. Orang dituntut berani mengorbankan keluarga, saudara, pekerjaan, kenyamanan dan milik kesayangannya.
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku,” kata Yesus.
Pertimbangkan dan pikirkan masak-masak. Tidak mudah dan gampang menjadi murid-Nya. Tidak cukup menghapal syahadat atau Credo lalu bisa menjadi murid-Nya.
Berat syarat dan tuntutan menjadi murid Yesus. Pikir dulu secara matang, jangan sampai anda nanti berhenti di tengah jalan seperti hamba-hamba malang di Hambalang itu. Sudah siapkah anda menjadi murid-Nya?
Di Kalimantan Barat ada kota Mempawah.
Kerajaan di Ketapang namanya Tanjungpura.
Mengikuti Yesus itu jangan dikira mudah,
Siap memikul salib dan korbankan nyawa.
Cawas, setia mengikuti-Nya…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |