Inflasi merupakan keadaan dimana harga mengalami kenaikan secara umum. Mengutip dari laman Bank Indonesia, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Inflasi dapat terjadi karena adanya faktor yang berasal dari permintaan dan penawaran yang relatif jauh sehingga mengakibatkan kenaikan harga barang. Biasanya faktor yang menyebabkan adanya kenaikan harga barang secara bersamaan yaitu kenaikan harga barang-barang yang tergolong dalam kategori kebutuhan primer.
Menurut data dari Bank Indonesia, tingkat inflasi di Indonesia cukup stabil yaitu berkisar antara 1,5 sampai 2 persen. Namun akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa pemerintah berencana akan menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertalite, dan solar. Rencana tersebut dibuat sebagai strategi pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia.
Tentunya hal tersebut cukup membuat masyarakat terkejut. Meskipun barang-barang tersebut bukanlah kebutuhan primer, namun banyak dari mereka menggunakan barang-barang tersebut untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, dengan menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertalite, dan solar maka dapat dipastikan harga barang secara umum juga akan mengalami kenaikan sehingga dapat memicu terjadinya inflasi.
Sebelum adanya rencana tersebut, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax. Adanya kebijakan tersebut dapat dikatakan tidak mempengaruhi terjadinya inflasi, karena BBM jenis ini banyak dipakai oleh pemilik kendaraan yang relatif mempunyai kemampuan untuk membayarnya.
Namun dengan naiknya BBM jenis pertamax, maka pemerintah harus bersiap untuk menambah persediaan BBM jenis pertilite karena dikhawatirkan pengguna BBM jenis pertamax akan beralih ke BBM jenis pertilite. Sedangkan pemerintah kali ini berencana menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertilite, dan solar. Yang mana sangat dikhawatrikan dengan direalisasikannya rencana tersebut maka pemerintah harus waspada dengan kenaikan tingkat inflasi.
Tingkat inflasi yang sehat berkisar antara 0 sampai 3 persen setahun. Jika dilihat dari data inflasi oleh Bank Indonesia tingkat inflasi di Indonesia sendiri terus mengalami kenaikan, pada bulan Maret 2022 tingkat inflasi di Indonesia tercatat sebesar 2,64 persen. Angka tersebut sudah sangat mendekati nilai tertinggi dalam skala tingkat inflasi yang sehat. jika rencana untuk menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertilite, dan solar tetap direalisasikan maka dapat diperkirakan tingkat inflasi meningkat hingga 3,5 sampai 4 persen atau lebih.
Ditambah lagi menjelang hari raya seperti saat ini, biasanya permintaan akan meningkat dan secara alami barang-barang akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut terus berulang hingga seakan-akan terbentuk sebuah pola tahunan.
Dengan adanya kenaikan harga tersebut tentunya memantik timbulnya inflasi yang akan merembet ke bidang-bidang lain seperti pelemahan mata uang rupiah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Rencana untuk menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertilite, dan solar tentunya juga dikhawatirkan akan menimbulkan adanya gejolak sosial di masyarakat.
Bagaimana tidak, barang seperti gas elpiji 3 kilogram banyak digunakan dalam kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Listrik juga menjadi kebutuhan terutama oleh rumah tangga, perusahaan, dan industri. Selain itu, sekitar 75 persen masyarakat Indonesia menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertilite untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Untuk itu pemerintah harus melihat tingkat kebutuhan masyarakat dan harus mempertimbangkan rencana tersebut. Pemerintah juga harus mempertimbangkan gejolak-gejolak sosial masyarakat yang akan timbul akibat adanya realisasi dari rencana yang dibuat.
Jika tidak dipertimbangkan oleh pemerintah, maka sangat besar kemungkinan timbul adanya protes dari masyarakat dengan melakukan demonstrasi. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, banyak mahasiswa dari berbagai universitas di beberapa kota sudah melakukan demonstrasi dengan beberapa tuntutan, yang salah satunya yakni tuntutan mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan tarif listrik, harga gas elpiji, pertilite, dan solar.
Meski demo seperti protes-protes sudah biasa terjadi, namun jika tidak diperhatikan maka dikhawatirkan demonstrasi yang dilakukan akan berlangsung lebih agresif yang tentunya dapat merugikan semua pihak sehingga tidak baik untuk produktifitas Indonesia.
Alasan pemerintah yang berencana untuk menaikkan harga terutama pada Bahan Bakar Minyak (BBM) salah satunya yaitu efek dari adanya kenaikan harga minyak dunia. Dengan naiknya harga minyak dunia, maka beberapa negara termasuk Indonesia secara tidak langsung juga harus menaikkan harga BBM di negaranya. Indonesia sendiri termasuk tinggi dalam urusan untuk mengimpor BBM.
Untuk itu, pemerintah diharapkan bisa mengontrol kebijakan-kebijakan yang harus mereka ambil. Dengan menaikkan harga beberapa komoditas, maka secara otomatis harga barang-barang lain juga akan mengalami kenaikan. Selain itu, pemerintah juga menjadi dilema karena jika tidak menaikkan harga maka anggaran APBN yang digunakan untuk subsidi juga akan membengkak. Maka dari itu perlu adanya solusi-solusi yang harus diterapkan sehingga dapat meminimalisir adanya kenaikan tingkat inflasi dan dampak-dampak yang akan terjadi.
Solusi yang dapat diterapkan oleh pemerintah yakni dengan adanya perbaikan teknologi, sistem transportasi, dan sistem listrik. Mengingat dengan adanya arus globalisasi seperti saat ini, sangat dimungkinkan untuk melakukan berbagai inovasi. Seperti dengan memperbaiki sistem transportasi umum, maka ketergantungan dalam menggunakan kendaraan pribadi juga akan berkurang sehingga akan berdampak pada menurunnya konsumsi BBM dari masyarakat.
Selain itu, inovasi juga dapat diterapkan dengan adanya produk berupa kompor listrik yang dimana tidak memerlukan gas elpiji untuk mengoperasikannya.
Sebenarnya masih banyak lagi inovasi-inovasi yang harus dikembangkan oleh pemerintah, sehingga dapat meminimalisir ketergantungan pada penggunaan BBM.
Namun selain dari pemerintah, peran dari masyarakat juga sangat berpengaruh, masyarakat harus mempunyai pemikiran-pemikiran yang maju dan kreatif agar tidak terpengaruh apabila terjadi perubahan-perubahan kebijakan. Selain itu dengan menentukan skala prioritas juga dapat menjadi salah satu langkah untuk meminimalisir terjadinya kenaikan tingkat inflasi. (Ardian Prasetyo Utomo, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) program studi Pendidikan Akuntansi)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | laman Bank Indonesia, kompas.com, |