LOKAWARTA.COM,SEMARANG-Program infotainment di lembaga penyiaran masih didominasi nformasi atau berita negatif seputar selebritis.
Hal itu ditunjukkan dalam hasil pemantauan KPID Jawa Tengah selama Juli 2022 yang disampaikan Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jawa Tengah, Ari Yusmindarsih.
Konten paling dominan adalah berita tentang permasalahan rumah tangga selebritis, sebanyak 23% dari keseluruhan konten program. Materi yang tengah intens diberitakan misalnya rumah tangga komedian Sule dan penyanyi Dewi Persik.
Selain itu infotainment juga gemar meliput aktivitas selebritis di balik layar, seperti membeli hewan kurban, membagi momen kemesraan dengan pasangan, atapun sekedar bercengkerama dengan kolega, dengan porsi sebesar 19%.
Sementara pemberitaan tentang karya-karya di bidang entertainment menempati posisi ketiga dengan porsi 14%. Konten lainnya yang diberitakan terkait musibah yang dialami selebritis (13%).
Selanjutnya, acara seremonial keluarga (10%), gaya hidup (5%), kasus hukum (5%), dan berita-berita lainnya (11%) yang lebih banyak diisi pengalaman mistis selebritis, berita viral, dan sebagainya.
Ari Yusmindarsih mengatakan, tayangan infotainment masih dibangun berdasarkan pola badnews is goodnews atau berita negatif menjadi berita pilihan bagi media lembaga penyiaran.
“Fokusnya bukan ke karir dan prestasi, tapi lebih pada kehidupan pribadi”, jelas Ari, Kamis (11/8/2022).
Karena itu, kata dia, mindset pembuatan program infotainment harus diubah, bukan berita selebriti, melainkan berita perkembangan dunia entertainment.
“Kalau polanya fokus ke pribadi artis, karya-karya kreatif terbaik justru kurang mendapat ekspose yang layak”, tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) KPID Jateng, Anas Syahirul mengingatkan pentingnya memperhatikan asas-asas jurnalistik dalam program infotainment.
Jika ingin membuat program berita mengenai selebritis, kata Anas, maka asas-asas dalam jurnalistik perlu dikedepankan. Khususnya asas moralitas yang di antaranya berisi perlindungan terhadap privasi.
“Unsur privasi bisa jadi pemberitaan sepanjang memiliki kemanfaatan untuk public,” pungkas Anas.(***)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |