LOKAWARTA.COM,SOLO-Mengubah sampah menjadi rupiah banyak dilakukan orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
Salah satunya adalah Asih Sumastrini, cucu Wiryodihardjo, juragan rambak sapi kondang di wilayah Jagalan, Pucangsawit, Surakarta.
Kecintaan Asih terhadap dunia sampah, bukanlah hal baru, karena sejak kecil, perempuan bertubuh mungil ini sudah mendapatkan contoh dari ayahnya.
Warisan Ayah
Di masa kecilnya, Ayah Asih sudah banyak memberikan contoh membuat barang-barang dari bahan bekas.
Diajarkan Membuat Produk Baru
Banyak produk baru diajarkan pada Asih, seperti kursi dari kayu bekas, layangan dari plastik kresek, dan mainan dari bambu seperti egrang.
Mainan Baru
Tidak hanya itu, ia juga dibuatkan mobil-mobilan yang bisa dipakai dengan cara digenjot 6 orang serta wayang-wayangan dari botol dan kaleng bekas.
Kenangan Seru
Itulah kenangan seru dan bahagia, di masa kecil perempuan berkulit putih, yang diakui masih membekas dan tidak pernah bisa dilupakan.
Kembangkan Reuse dan Recycle
Tidak mengherankan jika ibu dua anak ini, begitu mencintai dunia barang bekas, serta mengembangkan dunia reuse dan recycle.
Tersedia di Sekitar
Menurut alumni Sastra Inggris UNS angkatan 1993 ini, bahan-bahan recycle sebenarnya sudah banyak tersedia di lingkungan sekitar.
Bahkan bisa dikatakan berlebih, serta gratis karena berupa barang-barang yang tidak terpakai ataupun dibuang.
Dibuang karena Murah
Sementara reuse menurutnya, karena merasa menyayangkan jika ada barang yang sebenarnya masih bisa dipakai, lalu dibuang hanya gara-gara harga barang sangat murah.
Sedih
Lulusan SMA Negeri 3 Surakarta ini pun selalu merasa sedih, jika melihat banyak sampah dibuang setiap harinya oleh setiap keluarga.
Mayoritas Tidak Terurai
Dari sampah-sampah itu, menurut Asih, paling banyak adalah sampah yang tidak dapat terurai.
Sarana untuk Bersyukur
“Kita di bumi cuma tinggal memakai, merawat sedikit saja tidak mau, apalagi reuse itu menjadi jalan supaya lebih mengenal Tuhan, bersyukur sudah diberi hidup,” ungkapnya.
Langkah Mulia
Ide Asih mengolah barang-barang bekas menjadi barang bernilai tinggi merupakan langkah mulia, yang patut dibanggakan.
Hasil Produk Bermanfaat
Dari tangannya, sudah banyak menghasilkan produk bermanfaat dari tas kresek, plastik bekas kemasan sabun cuci dan barang bekas lain.
Merajut Sampah
Setelah dibersihkan, barang-barang bekas itu dirajut menjadi produk-produk cantik, menjadi dompet atau pouch, tas dan sepatu.
Terapkan Sistem Heat Press
Dari sisi keawetan, hasil karyanya tidak dapat diremehkan, karena Asih menerapkan sistem heat press, atau memanaskan dengan menyetrika setelah produk jadi.
Testimoni Pelanggan
Testimoni dari para customer diakuinya jika tas brand Rajut Apik ini masih sering dipakai untuk jalan-jalan, padahal dibeli sebelum covid, atau sekitar tahun 2018-2020.
Aman dan Nyaman
Tas daur ulang metode heat press yang digunakannya sangat aman, serta tahan air, sehingga bisa digunakan saat hujan turun.
Hemat Uang Belanja
Awalnya produk tas dan sepatu buatannya hanya dipakai sendiri, untuk anak-anaknya, sehingga mampu menghemat uang belanja.
Pembeli Silih Berganti
Seiring berjalannya waktu, produk buatannya tidak hanya dipakai sendiri, namun dilirik para pembeli yang datang silih berganti.
Harga Terjangkau
Perempuan berusia 47 tahun ini mengungkapkan jika harga produknya sangat bersahabat, sehingga para pembeli juga dapat menghemat uang.
Edukasi
Penggemar lotek ini juga memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi, dengan edukasi terhadap murid PAUD, SD, SMP, SMA hingga ibu-ibu rumah tangga.
Narasumber Produsen Alat Makan
Asih beberapa kali diundang menjadi narasumber menyulap sampah menjadi tas ataupun produk kerajinan, hingga diundang produsen alat makan dari plastik yang cukup terkenal.
Tidak Mematok Harga
Sering diundang sebagai pembicara, menularkan keterampilan, tidak membuat penyuka warna hitam ini jumawa mematok harga, karena dibayar atau tidak, dia tetap mau bekerjasama.
Lakukan Banyak Eksplorasi
Ibunda dari Laras dan Biru ini juga banyak melakukan eksplorasi, tidak hanya sampah plastik, namun juga non plastik dengan model serta teknik baru.
Didukung Keluarga
Tidak hanya lingkungan sekitar dan masyarakat yang mendukungnya, keluarga yakni suami dan anak-anaknya, seringkali diskusi tentang desain ataupun teknik pembuatan, termasuk ikut aktif mencari bahan material.
Kembangkan Produk Limbah Minyak
Sampah dapur yakni minyak bekas atau jelantah, juga dibidik penyuka kaos casual ini, yakni dibuat sabun cuci piring atau baju, terbukti aman dan bersih.
Merambah Kain Perca
Kain perca menjadi PR lulusan SM Bintang Laut Surakarta ini, dimana harapannya dapat dikembangkan menjadi artwork.
Diakui Asih, belum banyak yang dilakukan, namun langkahnya merupakan salah satu cara, menjaga ekosistem lingkungan, agar tetap hijau dan dapat dinikmati generasi mendatang. ***
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |