KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-Sejumlah eksportir di Karanganyar mengeluh tidak adanya lembaga atau bidang di Dinas Perdagangan yang mengurusi perdagangan luar negeri atau ekspor.
Padahal keberadaan bidang perdagangan luar negeri itu sangat penting di bumi intan pari yang jumlah eksportirnya cukup banyak ke berbagai negara.
Selain membantu, mempermudah dan mempercepat pembuatan dokumen, keberadaan lembaga atau bidang ekspor itu diharapkan membantu para eksportir dalam berjualan, memperluas pasar, atau menjamin produk yang diekspor/dijual ke negara tujuan.
Di samping itu juga berfungsi sebagai pihak yang mencarikan potensi ekspor baru di luar negeri. Sehingga ekspor dari Karanganyar makin variatif komoditasnya.
Hal itu mengemuka dalam bincang bincang para eksportir, belum lama ini, di Karangpandan Karanganyar. Selain para eksportir, hadir dalam bincang bincang itu, ketua dewan pembina Kadin Karanganyar Mulyono Herlambang dan pejabat Bea Cukai Surakarta.
“Semua itu kalau dilakukan akan kembali ke Pemda Karangnyar juga. Akan banyak pengusaha atau eksportir muncul, banyak mencipkatakan lapangan kerja, dan pendapatan daerah meningkat,” kata Cuk Aryanto, salah satu eksportir.
Lantaran tidak ada OPD atau lembaga yang membidangi dan mencatat, banyak eksportir Karanganyar yang mencari surat keterangan asal di luar daerah, khususnya Semarang atau Solo, atau diuruskan pihak ketiga. Sehingga nilai dan volume ekspor itu tidak tercatat dalam pembukuan di Karanganyar.
Padahal kalau Pemkab Karanganyar punya catatan nilai dan volume ekspor, bisa dimintakan “cashback” ke pemerintah pusat, sesuai dengan prosentase. Sebab, dana “cashback” dari pemerintah pusat ke daerah itu ada aturannya, ada regulasinya.
“Yang namanya pengusaha, eksportir, kita pingin sekali-sekali dikumpulkan Pemda Karanganyar, diajak pameran, syukur-syukur dikenalkan buyer baru. Ibaratnya, Pemda itu bapak kita,” katanya.
Lantaran Pemkab Karanganyar belum optimal dalam ngurusi bidang eskpor, maka Kadin sebagai mitra pemerintah bisa membantu “mbukake dalan”. Apalagi di setiap kota di setiap negara juga punya kamar dagang.
“Sehingga kerja sama bisa dilakukan secara langsung, B to B,” kata Mulyono Herlambang, yang juga eksportir.
Tanpa mengesampingkan peran Kadin dalam membina dan memberdayakan UMKM di Karanganyar, “wis wayahe” Kadin Karanganyar juga menyapa pengusaha besar para eksportir, diajak duduk bersama, diajak ngalor ngidul.
Syukur-syukur, diberi informasi peluang pengembangan bisnis atau memberi solusi kalau ada masalah. Misalnya, dalam pembayaran UMK, kalau terkena kredit macet, atau yang lainnya. Bagaimana pun, perusahaan besar punya peran punya kontribusi besar kepada negara.
“Ini menjadi tugas kita semua pengurus Kadin. Bagaimana menjaga keseimbamgan, yakni bagaimana terus membina dan mendampingi UMKM, tapi juga memperhatikan perusahaan besar,” kata Mulyono.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |