KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-Peternak ayam petelur di Kabupaten Karanganyar menyambut baik penyaluran program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) jagung untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga.
Namun para peternak meminta pemerintah untuk mempercepat distribusi penyaluran jagung melalui Bulog tersebut agar tujuan utama untuk stabilitas harga jagung di pasaran bisa tercapai dan tidak sia-sia.
“Kita ingat, penyaluran jagung program SPHP sudah dimulai sejak 18 November lalu, tapi sampai peternak baru sampai sekarang,” kata Ketua Penasehat Pinsar Petelur Nasional (PPN) Robby Susanto.
“Kalau penyalurannya terlambat bisa sia-sia. Tujuan utama menstabilkan harga tidak tercapai, pemerintah hanya menyalurkan saja, sementara harga jagung di lapangan terus melambung.”
Apa yang dikatakan Robby Susanto dalam dialog dengan Bulog Surakarta dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, usai penyaluran jagung SPHP di Gondangrejo, Selasa (19/12/2023), sangat beralasan.
Sebab, volume penyaluran jagung SPHP dari Bulog bagi para peternak mandiri masih terbilang rendah. Yakni baru 40 persen dari 1.253 ton untuk wilayah Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali, hingga 18 Desember 2023.
Menurut Robby, keberadaan jagung sangat dibutuhkan para peternak ayam, sebab prosentasenya paling tinggi, yakni mencapai 50 persen dari total kebutuhan pakan ternak. Sehingga kalau harga jagung tinggi, maka akan sangat berpengaruh pada proses produksi dan pada gilirannya akan mempengaruhi harga telur di pasaran.
“Harga jagung sudah ugal-ugalan dan tidak lagi wajar. Dari harga yang telah ditentukan pemerintah senilai Rp 5.000 per kilogram, kini sudah naik menjadi Rp 7.000. Saya nggak tahu, jagung-jagung itu kemana, wong tiap tahun pemerintah menyampaikan surplus jagung,” kata Robby.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bulog Surakarta Andy Nugroho mengakui, ingga kini penyaluran jagung SPHP ke peternak baru 40% dari kuota 1.253 ton. Pihaknya kini tengah melakukan percepatan penyaluran jagung ke peternak kategori menengah dan besar di tiga kabupaten di Soloraya, yakni Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali.
Di Karanganyar, penyaluran program SPHP jagung ke peternak telah dimulai Selasa ini yakni 30 ton dari kuota 536 ton. “Target penyaluran jagung selesai diharapkan bisa selesai sebelum 31 Januari 2024,” kata Andy menjawab pertanyaan.
Sementara itu, Koordinator Kelompok Substansi Stabilisasi Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Jan Piter Sinaga, mengatakan program SPHP jagung bertujuan untuk membantu para peternak unggas di tengah harga jagung yang tinggi.
Jagung SPHP dari pemerintah itu dijual ke peternak seharga Rp 5.000 per kg sesuai harga acuan penjualan (HAP). “Harga jagung saat ini mahal. Mungkin di pasaran kita semua tahu harga jagung ini menyentuh angka Rp 7.000 per kilogram,” terangnya.
Menurut Piter, jagung yang disalurkan pemerintah ke peternak ayam itu adalah jagung impor. “Kalau memang produksi jagung nasional itu surplus tiap tahunnya, perlu dikoreksi, apakah sesuai dengan realita di lapangan atau tidak,” kata Piter.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |