Puncta 13.04.24
TAHUN 1995 kami mengikuti kegiatan Development Programme yang diadakan Outward Bond Indonesia (OBI) di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Ada belasan romo ikut. Yang masih saya ingat; Romo Sukendar, Romo Istoto, Romo Suyadi, Romo Sajiyana, Romo Sugihartanto.
Hari terakhir kami diminta membuat alat transportasi untuk menyeberangi waduk dengan 6 tong, 10 bambu, 8 dayung dan tali-tali saja. Kami diminta berpikir kreatif agar semua orang bisa menyeberang bersama-sama dengan selamat.
Kami berdiskusi panjang lebar, beradu pendapat, memberi teori-teori yang meyakinkan. Namun setelah dicoba di pinggir danau, barang itu hancur berantakan tak bisa ditumpangi.
Mencoba lagi, gagal lagi. Setelah berkali-kali gagal, instruktur memberi masukan dan solusi.
Kami diminta mengikat bambu bambu; dua sisi di kanan dan dua sisi di kiri untuk mengaitkan tong-tong. Enam bambu lainnya dipalangkan di depan, tengah dan di belakang sekaligus untuk duduk.
Setelah semua dipasang, “perahu darurat” itu dicoba dan berhasil membawa kami ke seberang dengan aman dan selamat. Hikmah moralnya, kalau hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri pasti gagal.
Para murid naik perahu untuk menyeberang ke Kapernaum. Hari sudah malam dan Yesus belum juga ikut naik. Mereka berangkat dan malam itu angin sangat kencang. Ombak bergelora. Mereka sangat ketakutan.
Tiba-tiba mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu. Mereka diliputi rasa takut, dikiranya hantu laut muncul.
Tetapi Yesus berkata, “Aku ini, jangan takut!” Yesus bersama mereka di dalam perjalanan dan mereka sampai di seberang dengan selamat.
Kisah ini adalah sebuah refleksi Gereja Perdana. Mereka itu seperti perahu kecil di tengah samudera. Diombang-ambingkan gelombang. Jemaat kecil seperti sebuah perahu yang menghadapi tantangan berat dari orang-orang Yahudi waktu itu.
Yesus yang bangkit hadir menemani dan meneguhkan perjalanan jemaat kecil ini sehingga aman sampai di tujuan. “Jangan takut!” sabda Yesus menguatkan. Kalau Yesus bersama kita, kita akan aman.
Sekarang kita, murid-murid Yesus juga sedang mengarungi samudera kehidupan. Ada banyak godaan dan cobaan, badai dan taufan dalam hidup.
Tetapi jika kita mengandalkan Yesus, mengundang Yesus berada di dalam perahu kehidupan kita, kita akan selamat sampai tujuan.
Jangan pernah meninggalkan Yesus, tetapi ajaklah Yesus berada di dalam perahu kehidupan kita. Pasti kita aman sentosa. Mari kita mengandalkan Tuhan.
Waduk Jatiluhur di Parahiyangan,
Tanahnya subur penuh keindahan.
Kita mengarungi samudra kehidupan,
Jangan takut, Tuhan bisa diandalkan.
Cawas, selalu bersama Tuhan
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |