Puncta 19.12.22
Senin Adven IV
Lukas 1: 5-25
ABRAHAM menunggu sampai usia 100 tahun dan Sara 90 tahun baru dikaruniai Ishak, anaknya. Penantian yang sangat panjang.
Musa dan Israel berjalan sampai 40 tahun sebelum bisa memasuki Tanah Terjanji. Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan.
Zakharia dan Elisabet juga menunggu lama, sampai usia lanjut, baru dikaruniai anak yakni Yohanes Pembaptis.
Santa Monika mengharap suami dan anaknya, Agustinus bisa bertobat dan percaya kepada Kristus setelah berpuluh-puluh tahun berdoa dan berjuang tiada henti.
Bangsa Indonesia harus berjuang berabad-abad untuk mencapai kemerdekaannya. Perjuangan dan penantian panjang itu pada akhirnya terjawab oleh kehendak Tuhan.
Janji Allah senantiasa dipenuhi. Waktu Tuhan selalu datang tepat pada saatnya. Selalu indah rencana Tuhan bagi kita umat-Nya.
Pengalaman akan janji Tuhan yang tepat pada waktunya itulah yang dialami oleh Zakharia dan Elisabet.
Dalam kacamata manusia, tidak mungkinlah Zakharia dan Elisabet yang sudah lanjut usia akan diberi anak. Keduanya sudah lanjut usia dan Elisabet dikatakan mandul.
Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Allah selalu punya rencana yang di luar nalar manusia biasa.
Allah mengatasi cara pikir dan logika manusia. Hal yang di mata manusia tidak mungkin terjadi, bagi Allah semuanya bisa terjadi dalam sekejap mata.
Ketika malaikat Gabriel memberitahu kepada Zakharia bahwa istrinya akan melahirkan seorang anak laki-laki, Zakharia tidak mempercayainya.
“Bagaimanakah aku tahu hal itu akan terjadi? Sebab aku sudah tua, dan istriku pun sudah lanjut umurnya.” Gumamnya seraya tidak percaya.
Pikiran manusia tidak mampu merangkum segala hal yang ada di alam semesta ini. Apalagi rencana besar Allah yang mengatasi segala kejadian dunia jelas tidak bisa dikuasai oleh otak manusia yang sangat kecil.
Di hadapan semua peristiwa dan kejadian yang “tremendum et fascinosum” itu manusia hanya bisa tunduk menyembah atas kemahakuasaan Tuhan.
Begitulah Zakharia tak mampu berbicara alias bisu karena ketidak-percayaannya pada karya besar Allah.
Hanya Elisabet, seorang perempuan sederhana dan percaya lagi tekun memahami rencana Tuhan, ia mengucap syukur dan memuji Allah yang memenuhi janji-Nya.
“Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku! Sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”
Doa orang menderita dan hina didengarkan Tuhan. Elisabet menanggung aib dan derita –karena tidak diberi anak- begitu lama. Kini Tuhan mendengarkan doa-doanya.
Tindakan Tuhan tepat pada waktunya. Tidak pernah sia-sia orang yang mengandalkan Tuhan. Janji-Nya akan dipenuhi pada saat yang tepat.
Bersabarkah kita menanti jawaban Tuhan? Tetap tekunkah kita percaya dan berdoa kepada-Nya? Iman orang benar tidak akan sia-sia. Mari kita terus berharap pada-Nya.
Argentina berhadapan dengan Perancis.
Semua mata tertuju pertandingan piala dunia.
Jangan merintih, putus asa dan menangis,
Tuhan akan tepati janji pada waktunya.
Cawas, sabar dan selalu berharap…
RD A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |