Jer Basuki Mawa Beya

9 Agustus 2024, 01:08 WIB

Puncta 09.08.2024
GUNAWAN Wibisana adalah adik dari Rahwana. Kakaknya ini bertindak jahat. Ia menculik Sinta, istri Ramawijaya untuk dijadikan istrinya.

Wibisana dan Kumbakarna tidak setuju dengan kelakuan Rahwana. Mereka menasehati kakaknya untuk mengembalikan Sinta. Tetapi ditolak mentah-mentah.

Tidak kurang-kurang Wibisana menyadarkan kakaknya, tetapi selalu ditolak. Gunawan tahu ini tindakan yang salah dan melanggar hukum. Maka ia memutuskan pergi dan bergabung dengan Ramawijaya.

Ia rela tinggalkan keluarga, sanak saudara, tanah asal dan negaranya untuk membela kebenaran. Demi memperoleh damai dan kebahagiaan, ada biaya yang dia tanggung yaitu mengorbankan segalanya.

Dalam bacaan hari ini Yesus menuntut para murid-Nya untuk berani meninggalkan segala-galanya demi mengikuti-Nya. Menjadi murid-Nya tidak boleh tanggung-tanggung. Orang Jawa bilang, “Yen wani aja wedi-wedi, yen wedi, aja wani-wani.”

Ia berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, dan mengikut Aku.” Para murid diajak untuk mengorbankan segala-galanya demi mengikuti Yesus.

Mereka yang mau jadi murid-Nya harus menyangkal diri, memikul salibnya tiap hari dan merelakan nyawanya bagi Yesus. Berat memang syarat menjadi murid-Nya. Tak mudah seperti membalik tangan saja.

Wibisana itu bertindak bijaksana dan sudah memperhitungkan segala kemungkinan. Ia lebih memilih kebenaran dan kejujuran daripada mengikuti saudara yang bertindak jahat dan tidak benar. Ia berani meninggalkan keluarga dan tanah airnya demi kebahagiaan sejati.

Yesus telah berjanji dan mengatakan, “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Keputusan ditawarkan kepada kita semua. Manakah yang akan kita ambil. Kehilangan nyawa atau memperolehnya. Pepatah mengatakan, “Jer Basuki mawa beya,” artinya untuk memperoleh keselamatan atau kebahagiaan memang harus ada pengorbanan.

Maukah kita berkorban demi Yesus sumber kebahagiaan kita?

Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian.
Berkorban lebih dahulu,
Bahagia hidup di kemudian.

Wonogiri, rela berkorban
Romo A. Joko Purwanto Pr

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait