BANYAK yang mengagumimu, mengidolakanmu, dan dekat dengan mu bukan karena wajah gantengmu, tapi karena aura jubah sucimu yang memberi warna berbeda dari kebanyakan pemuda.
Ketika engkau mengenakan jubah, wajahmu, yang meski tak dipoles apapun, tetap kelihatan lebih ganteng, sederhana namun anggun, memberi rasa damai dan tenang pada siapa pun. Apalagi dibalik balutan jubahmu engkau pancarkan seberkas senyum menawan hati menyejukkan sukma.
Dan ketika engkau keluar, melepaskan jubahmu, engkau akan mengalami kesendirian, menikmati sepi yang menyiksa. Mereka yang mengagumi, mengidolakan dan dekat denganmu secara perlahan namun pasti, satu per satu meninggalkanmu.
Janganlah engkau ge-er karena engkau dikelilingi gadis dan ibu-ibu cantik bak artis idola. Bukan karena kegantenganmu. Janganlah engkau berbangga diri bahwa engkau adalah lelaki terganteng yang diidolakan banyak perempuan cantik entah yang masih gadis ataupun ibu-ibu.
Jangan pula engkau berbesar kepala ketika orang memujimu; “kotbahmu bagus, pelayananmu bagus”. Jangan. Ingatlah bahwa segala pujian itu datang karena jubahmu itu yang menjadi penjala, dan dengan jubahmu itu semakin banyak orang mengenal dan mengimani Yesus.
Engkau berjuang sekian lama di bangku kuliah dengan segala pergulatan batin bukan pertama-tama supaya engkau menjadi seorang imam yang hebat, bukan pula menjadi seroang imam terkenal layaknya seorang artis. Bukan itu kan, betul gak?? Tapi demi sehelai jubah yang membalut ragamu, menjadi jala yang memikat, menjala dan membawa setiap orang untuk bertemu, mengenal dan mengimani Yesus.
Ingatlah…
Segala kehebatan, pujian dan kebanggaan yang engkau terima dari mereka yang mengagumimu, akan berkahir dan hilang tak berbekas ketika engkau tanggalkan jubahmu, sang penjala.
Engkau kelihatan jelek, tak ada aura cerah yang terpancar, engkau nampak kusut tak terurus ketika jubah itu engkau gantungkan pertanda berakhirnya engkau mengenakan jubah. Semua menjadi tak berarti. Sia-sia segala pujian, rasa bangga dan ketertarikan padamu.
Engkau kehilangan segala-galanya lantaran jubah yang kau tanggalkan. Sejatinya jubahmu itu adalah penjala yang memikat, memancing setiap insan untuk mengenal dan mengimani Yesus secara lebih dekat. Jubahmu itu yang menjadikan engkau “Penjala Manusia”.
Jubahmu adalah jala. Jubahmu adalah jawabanmu pada panggilan Yesus yang menjadikanmu penjala manusia. Jagalah jubah itu sang penjala, yang memancarkan aura kehidupanmu yang sesungguhnya sebagai seorang penjala.
Jubahmu adalah jala kerendahan hati, jala kesetiaan, jala ketulusan dan pengorbanan yang memikat dan menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk menjadi penjala manusia sebagai jawaban atas panggilan Yesus.
Selamat menjadi penjala dengan jubahmu. Ingat kegantenganmu hari ini karena jubahmu. Sekali engkau tanggalkan jubah jalamu, selamanya engkau akan menjadi orang terjelek dan menderita sepanjang hidupmu, karena engkau akan kehilangan segalanya. Semoga. (Bruder FA Danang Kuseno FC, rohaniawan)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |