SURAKARTA, LOKAWARTA.COM – Kantor Dagang dan Industri Indonesia Cabang Surakarta atau Kadin Solo akan menggekar diskusi lewat acara Sambung Rasa Kadin dengan Calon Pemimpin Kota bertema “Mengawal Transformasi Surakarta Menuju Indonesia Emas 2045” di Ballroom The Sunan Hotel Solo, Jumat (4/10/2024) malam.
“Acara ini untuk mengajak semua pihak mensukseskan hajatan pilkada demi tujuan bangsa Indonesia yang lebih besar karena Solo bagian dari Indonesia. Kadin ini komit untuk menginisiasi acara ini agar selama pilkada dan pasca pilkada tetap sejuk. Serta cita-cita kita bisa tercapai dengan baik,” tutur Ketua Komite Tetap Bidang MICE Kadin Solo, Daryanto, dalam jumpa pers di Kantor Kadin, Kamis (3/10/2024).
“Keberlanjutan sebuah program pembangunan setiap bidang diharapkan pada pemimpin mendatang. Bagaimana memajukan kota kita tercinta Surakarta. Karena Pilkada bukan hanya pesta demokrasi tetapi pesta kolaborasi, kooperasi dan semua hal,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto menegaskan bahwa posisi Kadin netral dalam kaitannya dengan Pemilukada Solo 2024 kendati kedua pasangan calon (paslon) yang maju merupakan bagian dari keluarga besar Kadin Solo.
“Kadin netral, tidak memihak siapapun. Kadin hanya mempunyai politik satu yaitu kesejahteraan melalui perkembangan dunia usaha,” ujar Ferry Septha Indrianto.”
Kadin di sini menghadirkan substansi-substansi pemilu untuk menjawab tantangan. Substansi-substansi pemilu wajib dikawal untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas,” kata Ferry Septha Indrianto.
“Di acara ini nanti kita bicara soal Surakarta secara utuh. Ke depan Surakarta mau digimanain. Jadi kita berdialog, tidak ada perdebatan,” tegasnya.
“Saya akan menyampaikan secara makro dan tegas bahwa kota Solo tidak bisa berdiri sendiri tetapi menjadi hub daerah-daerah sekitarnya. Intangible aset harus diraih kembali dengan kolaborasi. Supaya kita mampu menghadirkan, membiayai, dan menyelesaikan ketidakpastian yang terjadi di kota Solo ini,” urainya.
Menurut putra dari pengusaha Gareng S Haryanto tersebut, terkadang secara politis, rumitnya masalah yang ada di Kota Solo ini disederhanakan padahal secara realistis lebih kompleks.
Melalui Sambung Rasa, pihaknya juga ingin menyampaikan kepada calon pemimpin kota Solo ke depan agar tidak meninggalkan sumber daya lokal. Misalnya, event dan proyek pembangunan boleh banyak tetapi sumber daya lokal harus dikuatkan agar tidak terjadi ketimpangan.
Dijelaskan, dampak event dan proyek di Solo memang uang beredar banyak tetapi tidak dinikmati oleh yang ada di Solo. Hal itu menjadi tantangan yang harus diurai agar PAD Kota Solo meningkat dan atas kemampuan Kota Solo sendiri.
“Apalagi tahun depan pemerintah menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 8 persen. Maka itu dibutuhkan pemimpin yang menyadari pentingnya sumber daya entitas lokal. Selain itu tidak boleh melihat Solo saja tetapi butuh upaya kerjasama sehingga aglomerasi yang sudah ditargetkan bisa jadi pedoman atau petunjuk,” tandasnya.
Dipaparkan, perkembangan perekonomian daerah sangat ditopang keberhasilan entitas dunia usaha lokal di kota Solo. Penting untuk dipahami bagaimana cara pemimpin kota Solo di masa depan melihat entitas dunia usaha lokal.
Ferry Septha Indrianto menekankan bahwa sumber daya lokal merupakan anugerah atau aset yang perlu dikembangkan dan diberdayakan sehingga menjadi subjek penggerak ekonomi. Jika sumber daya lokal dinilai belum mampu, tidak seharusnya ditinggalkan tetapi dikawinkan dengan perusahaan-perusahaan besar agar semakin berkembang.
“Kalau ditinggalkan, akan terjadi ketimpangan. Project banyak tetapi t8dak berdampak terhadap perekonomian lokal. Peningkatan sumber daya manusia memang tinggi tetapi ketimpangan juga tinggi,” katanya.
Ditanya soal pemimpin yang ideal bagi kota Solo, Ferry Septha Indrianto mengatakan bahwa Pemimpin harus konsekuensial, mampu melihat Solo secara utuh sehingga Solo akan menguat secara potensi. Kendati secara tangible memang sudah hilang 90 persen karena otonomi daerah, namun secara intangible masih luas melalui kolaborasi dengan daerah Soloraya.
“Pemimpin harus bisa menjawab ketidakpastian. Apa yang dilakukan mas Gibran itu sebuah percepatan tapi what’s next? Apa yang harus digenjot setelahnya. Apa yg membuat negara gagal itu krn pola pembangunan tidak inklusif, tidak mendayagunakan lokal. Kita tdk mau spti itu,” ungkapnya.
“Solo sebagai the heart of Java dan pusat sentralisasi Soloraya itu sebenarnya sangat mampu. Kedua pemimpin kota Solo harus bisa membuat kolaborasi kerjasama dengan daerah sekitar. Solo tidak meninggalkan mereka tetapi jalan bareng,” ujar Ferry Septha Indrianto.
Sementara itu Wakil Ketua Bidang Sosial, Budaya, dan Pariwisata, Raden Ayu (RAy ) Febri Hapsari Dipokusumo menambahkan, bahwa acara Sambung Rasa Kadin dengan keempat calon pemimpin kota Solo tersebur bukanlah untuk berdebat melainkan diskusi untuk menitipkan isu-isu yang terjadi di Kota Solo kepada paslon.
“Diharapkan dengan kegiatan sambung rasa ini Kadin bisa sinergis dengan pemimpin Solo masa depan. Serta menjaga kondusifitas ekosistem kota Solo,” kata Febri H Dipokusumo.
Rencananya, dalam acara Sambung Rasa besok juga akan dilakukan penyerahan buku peta aglomerasi Soloraya dari Kadin kepada para paslon sebagai bekal siapapun yang akan menjadi pemimpin kota Solo.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |