LOKAWARTA.COM,SOLO-Perempuan itu bukan hanya seorang menteri keuangan yang mengatur keuangan dalam rumah tangga, namun juga tempat bertanya paling nyaman bagi putra putrinya.
Bahkan, perempuan juga punya peran ganda, bilamana mereka juga bekerja. Sudah mengurus rumah tangga, masih memikirkan target pekerjaan. “Makanya diperlukan keseimbangan kesehatan mental dan finansial,” kata Ketua Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK- IJK) Solo Raya Djaka Nur Sahid.
Hal itu dikatakan di sela talkshow bertajuk Mentality and Financial Check for Woman, Kamis (21/4/2022), di kantor OJK Solo. Kegiatan itu melibatkan karyawati karyawati dari industri keuangan seperti perbankan, pegadaian, pasar modal, pembiayaan dan asuransi.
OJK atau Otoritas Jasa Keuangan juga meyakini perlunya keseimbangan tersebut. Menurut survey yang dilakukan OJK, tingkat literasi finansial kaum perempuan lebih rendah dibanding laki-laki.
“Indeks literasi perempuan berkisar di angka 36,13% sementara untuk laki-laki 39,94%,” kata Kepala Kantor OJK Solo Eko Yunianto.
Dalam kesempatan itu, Eko juga menyinggung pengelolaan keuangan dengan merebaknya investasi bodong yang juga menyasar kaum ibu ibu seperti metode arisan, pinjam meminjam secara online dan lainnya.
“Kaum perempuan wajib lebih hati-hati dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Selalu ingat legal dan logis. Itu paling mendasar,” paparnya.
Eko melanjutkan kondisi ekonomi sering kali memudahkan orang tidak berpikir logis yang kemudian tidak hanya menyerang dalam keuangan, tetapi juga mental.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan perempuan tetap bisa mengelola mental dengan baik dan juga mengelola keuangan dengan bijak,” pungkasnya.
Narasumber utama talkshow, Afinia Permanasari, dokter dan psikiater, mengupas tantangan wanita karir. Menurut dia, wanita karir itu punya tugas ganda, yakni mengurusi pekerjaan rumah dan mengurusi pekerjaan kantor.
“Mestinya, dua hal itu tidak boleh dicampuradukan. Ketika dua hal itu tidak seimbang maka akan muncul permasalahan baru,” jelasnya.
Dokter Afinia menyarankan, agar kaum perempuan khususnya yang berkarir untuk bisa mengontrol emosi dan menjaga komunikasi di dalam keluarga dengan baik.
“Kebanyakan yang muncul itu bukan urusan kantor yang dibawa ke rumah. Tetapi masalah di rumah yang ke bawa ke kerjaan. Makanya harus pinter-pinter komunikasi dengan pasangan,” katanya.
Pembicara lain, Tesalonika TR, lebih mengupas perencanaan keuangan. Dia menggambarkan, sosok perempuan adalah kunci dalam mengatur keuangan keluarga. Dia harus canggih mengatur pengeluran dan pemasukan dengan baik.
“Pos pos mana yang harus disiapkan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian kesehatan finansial keluarga akan tercukupi secara berkelanjutan,” kata Tesalonika.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |