JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) Hery Gunardi menegaskan, perlunya memperkuat modal inti dan inovasi produk untuk mendukung pertumbuhan industri perbankan syariah.
Menurut Hery, kebutuhan akan peningkatan modal inti, konsolidasi, serta inovasi produk dan digitalisasi memiliki impak positif dalam memperluas pasar dan menarik minat nasabah terhadap perbankan syariah.
“Bank syariah harus terus berinovasi, khususnya dengan produk yang relevan bagi generasi digital dan ekosistem syariah yang lebih inklusif,” ujar Hery Gunardi.
“Pengembangan produk seperti commodity murabahah, misalnya, diharapkan mampu menarik lebih banyak investor dan meningkatkan kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian.”
Hal itu dikatakan usai ditetaapkan sebagai Ketua Umum ASBISINDO periode 2024-2027 secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) ASBISINDO 2024 di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Dalam Munas sekaligus Seminar Nasional Pengembangan Produk Bank Syariah itu, Hery menyorot pentingnya kolaborasi bersama untuk pengembangan produk bank syariah dan memperkuat ekonomi syariah nasional.
“Masih terdapat ruang tumbuh bagi perbankan syariah. Namun memang, jika melihat perbankan syariah di Indonesia, masih ada beberapa issues yang dapat menjadi perhatian kita secara bersama-sama,” kata Hery Gunardi.
Hadir dalam Munas ASBISINDO 2024 yaitu Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Defri Andri, serta tokoh perbankan dan perwakilan perbankan syariah di Indonesia.
“Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh anggota ASBISINDO yang semakin solid, dan bersama-sama terus membangun dan memperkuat ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) itu.
Lebih lanjut Hery mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, industri perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan menggembirakan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai double digit secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Mengacu data OJK per Agustus 2024, aset perbankan syariah nasional mengalami pertumbuhan 10,37% (year on year/yoy), yang antara lain ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,65% (yoy) dan pertumbuhan DPK sebesar 11,42% (yoy). Sementara itu, aset perbankan nasional pada periode yang sama bertumbuh 9,36% (yoy), yang antara lain ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,30% (yoy) dan pertumbuhan DPK sebear 7,00% (yoy).
Solidnya pertumbuhan industri perbankan syariah juga berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan solid sebesar 5,08% pada semester pertama 2024, didukung inflasi yang terkendali.
Ke depan, dengan dukungan dari sektor perbankan syariah yang turut menopang fundamental ekonomi yang kuat, perekonomian nasional diharapkan akan mampu menghadapi tantangan global dan meneruskan tren pertumbuhan berkelanjutan pada semester II/2024.
“Tentunya ASBISINDO berharap perbankan syariah Indonesia akan semakin berdaya saing, inovatif, dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi. Dukungan dari seluruh pihak diharapkan dapat mempercepat pencapaian target inklusi keuangan syariah dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta keuangan syariah global,” tegasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |