Puncta 17.12.22
Sabtu Adven III
Matius 1: 1-17.
PADA zaman kekuasaan Panembahan Senopati, Mataram berselisih dengan Mangir, daerah perdikan Majapahit zaman pemerintahan Brawijaya V, yang letaknya dekat Sungai Progo, sekarang wilayah Bantul.
Bagus Wanabaya adalah nama asli Ki Ageng Mangir yang menguasai daerah perdikan itu. Menurut Babad Tanah Jawa, Ki Ageng Mangir masih trah keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V.
Begitu pula Panembahan Senopati masih punya garis keturunan dari Kerajaan Majapahit. Bisa jadi secara politis mereka saling bersaing berebut kuasa.
Silsilah Ki Ageng Mangir IV, menurut Babad itu sebagai berikut : Lembu Peteng (Lembu Amisani) — Ki Ageng Mangir I (Raden Megatsari) — Ki Ageng Mangir II—Ki Ageng Mangir III—Bagus Wanabaya. Kemudian dikenal dengan nama Ki Ageng Mangir Wanabaya.
Bagus Wanabaya masih muda, belum menikah dan sakti dengan tombak pusaka, Kyai Baru Klinthing.
Untuk mengalahkan Ki Ageng Mangir, Panembahan Senopati melakukan taktik rantai emas atau “apus krama.” Senopati mengutus puterinya, Retna Pembayun menjadi ledhek atau sindhen berkeliling bersama rombongan kesenian.
Akhirnya Ki Ageng Mangir jatuh cinta melihat penari cantik jelita yang menggunakan nama samaran Rara Kasihan. Akhirnya mereka menikah dan hamil.
Rara Kasihan berterus terang bahwa ia adalah puteri Raja Mataram. Ia mengajak Mangir untuk sungkem kepada mertuanya. Cinta mengalahkan segalanya.
Ketika Mangir dan Retna Pembayun menghadap ke istana, ia tidak boleh membawa tombak pusaka. Semua pengiring dan senjata dilucuti.
Pada saat Mangir menyembah, kepalanya dibenturkan ke watu gilang, tempat Senopati bertahta sampai mati.
Makamnya ada di Kotagede. Separuh badan berada di dalam makam raja-raja Mataram, separuhnya di luar tembok, karena Mangir adalah musuh sekaligus menantu sang raja.
Dalam Injil hari ini dikisahkan silsilah Yesus Kristus, anak Daud, Anak Abraham. Ada banyak nama disebutkan untuk menerangkan bahwa Yesus adalah keturunan Raja Daud.
Kalau diteliti tidak semua nama itu bersih dan baik. Ada Tamar yang melacurkan diri untuk memperoleh anak dari mertuanya. Ada Rut, perempuan asing dari luar Israel.
Juga ada Bersyeba, istri Uria, prajurit Daud yang diumpankan di medan perang, agar Daud bisa merebut istrinya.
Kendati Daud adalah raja besar, namun dia juga seorang manusia lemah dengan aib yang menyelimutinya.
Kelemahan dan kerapuhan manusia tidak mengurungkan rencana Allah untuk menebus dosa-dosa dunia. Allah menggunakan Perawan Maria untuk melahirkan Putera-Nya.
Yesus menjadi perwujudan Allah yang maha kuasa sekaligus manusia yang rapuh dan hina.
Kita pantas bersyukur Allah yang mahakuasa menjunjung kita manusia yang lemah dan berdosa melalui Yesus Putera-Nya.
Allah yang tak nampak menjadi nyata dalam diri Yesus yang menjadi manusia. Mari kita siapkan kedatangan-Nya.
Berkeliling-keliling di kota Mempawah,
Sebelum menuju ke Kalimantan Tengah.
Allah menjelma menjadi manusia lemah.
Yesus sungguh manusia juga wujud Allah.
Cawas, menyambut kelahiran-Nya…
RM A Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |