LOKAWARTA.COM, SURAKARTA – Komunitas penggemar budaya Jepang yang terbentuk di kota Solo sejak 2016, Japanholic Soloraya, semakin rutin mengadakan acara gathering sepanjang tahun 2022 ini.
“Setelah pandemi Covid-19, ternyata jumlah penggemar budaya Jepang di Soloraya meningkat dan mereka butuh event untuk berkumpul dan bertemu sesama pehobi Jepang,” tutur Ketua Komunitas Japanholic, Adam Iskandarsyah, Jumat (16/12/2022).
Kata Adam, pandemi Covid-19 yang terjadi di awal 2020 membuat kondisi komunitas Jepang di Solo sempat mati suri. Sebagai dampak dari pembatasan kegiatan oleh Pemerintah dan banyak para wibu, istilah untuk menyebut pehobi Jepang, yang takut keluar rumah.
Selain itu, tak sedikit yang sudah tidak aktif di komunitas hobi Jepang akibat berbagai faktor. Di antaranya, karena jarang punya waktu luang karena pekerjaan, sudah menikah dan punya anak, atau pindah keluar kota.
“Untuk itu, Japanholic membuat event berkonsep gathering sebagai ajang kumpul-kumpul dan cari teman sehobi. Konten acaranya bervariasi, mulai dari games tebak judul lagu anime hingga cosplay,” papar Adam Iskandarsyah.
Secara total, event bertajuk Gathering Wibu Soloraya (GWS) telah diadakan sebanyak enam kali sepanjang tahun 2022. GWS #1 diadakan pada Sabtu, 26 Maret 2022 silam di Solo Grand Mall. Event yang berdurasi hanya 2 jam saja itu secara tak terduga menarik minat banyak penggemar budaya Jepang melebihi ekspektasi panitia.
Setelah itu, durasi acara semakin ditambah sehingga pada GWS #6 yang diadakan pada Minggu, 27 November 2022 di Solo Grand Mall berlangsung selama 7 jam. Konten event pun beragam, mulai dari talkshow komunitas, menyanyikan lagu-lagu Jepang, dance, DJ, dan yang paling ditunggu adalah kontes Cosplay Walk (Coswalk).
“Antusiasme para wibu luar biasa ya. Kemungkinan karena mereka sudah jenuh dan haus hiburan selama pandemi. Jadi, ketika ada event apalagi yang tiket masuknya gratis, mereka tak mau ketinggalan,” urai Adam.
Menariknya, tidak hanya wibu di area Soloraya dan sekitarnya saja yang datang ke event Japanholic. Wibu-wibu dari luar kota pun rela menempuh jarak jauh untuk datang ke event Jepang. Di antaranya dari Ngawi, Pati, Ponorogo, Madiun, Pacitan, Semarang, Yogyakarta, Kudus, Magelang dan kota-kota lain.
Di samping menghadirkan hiburan bagi para wibu yang kebanyakan usia remaja, adanya event komunitas Jepang juga dinilai turut menggerakkan ekonomi UMKM. Seperti kuliner, penjualan pernak pernik anime, persewaan kostum, jasa make up, dan lain sebagainya.
Salah satu pemilik rental kostum, Syerlina, mengungkapkan bahwa setiap kali Japanholic mengadakan event Jepang di kota Solo, omsetnya mengalami kenaikan.
“Dampak penyelenggaraan event Japanholic bisa membantu rentalan banget. Kebanyakan laris karena eventnya Japanholic. Dalam sekali event bisa tiga sampai empat kostum disewa,” ujar perempuan pemilik Jean Cos tersebut.
Adapun harga sewa kostum milik perempuan asal Boyolali itu cukup terjangkau mulai dari Rp 35 ribu – Rp 100 ribu per kostum untuk rentang sewa tiga hari. Sedangkan koleksi kostum miliknya yang tersedia disewa ada sekitar 13 kostum.
Dengan demikian, adanya event yang digelar komunitas Japanholic bisa dibilang telah berhasil menghidupkan kembali komunitas Jepang di Soloraya pasca pandemi Covid-19. Bahkan menimbulkan dampak ekonomi yang positif setidaknya di dalam ekosistem komunitas tersebut.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |