Kresna Gagal Paham

28 Maret 2023, 06:40 WIB

KETIKA Semar, pamomong para Ksatria Pandawa bermaksud membangun Kahyangan, Petruk diminta bapaknya untuk memboyong para ksatria bersama pusaka Jamus Kalimasada sebagai dukungan dan restu bagi Semar yang punya niat luhur dan suci.

Tetapi niat ini ditentang Prabu Kresna dari Dwarawati. Kresna justru curiga Semar akan “ngraman” atau memberontak kepada Batara Guru, raja para dewa di Kahyangan Suralaya.

Dengan membangun kahyangan, Semar dituduh ingin menyaingi kekuasaan dewa di Kahyangan Jonggring Saloka.

Yang dimaksud Kahyangan sebenarnya adalah kondisi kehidupan masyarakat yang damai sejahtera, syalom, bahagia lahir dan batin. Karena Semar itu sebenarnya juga dewa yang “ngejawantah.” Ia ingin manusia hidupnya damai dan bahagia.

Kresna menilai kahyangan adalah wujud bangunan lahiriah semata. Semar dituduh berniat jahat mau melawan dewa-dewa. Kresna tidak mengerti maksud Semar sesungguhnya.

Kresna ingin menghancurkan Semar. Kresna mempengaruhi Pandawa dan anak-anaknya untuk tidak percaya dan mendukung niat Semar.

Yesus pun disalah mengerti oleh orang-orang Yahudi ketika Dia berbicara tentang Allah Bapa-Nya. Yesus tahu bahwa Dia akan pergi kepada Bapa-Nya, karena Dia berasal dari Bapa.

Tetapi orang Yahudi tidak menangkap maksud Yesus. Mereka malah menyangka Yesus akan bunuh diri.

Yesus berkata, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.”

Mereka tidak bisa menangkap maksud perkataan Yesus ini. Yesus berbicara tentang Bapa di surga, tetapi orang-orang Yahudi tidak memahaminya.

“Dia yang mengutus Aku adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia.”

Apa yang disampaikan Yesus adalah Firman Allah. Dia mengajarkan segala sesuatu yang berasal dari Allah.

Orang-orang Yahudi tidak mengerti. Mereka hanya melihat Yesus sebagai manusia biasa. Ajaran dan karya-karya-Nya adalah kehendak Allah sendiri. Namun demikian orang-orangYahudi menuduh Yesus menghujat Allah.

Yesus datang hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Bapa menyertai di dalam sabda dan karya-karya-Nya.

Apa yang dilakukan Yesus adalah apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya.
Terjadi salah paham karena orang-orang Yahudi hanya melihat apa yang nampak secara lahiriah. Yesus memandang ajaran dan karya-Nya datang dari
Allah.

Yesus berasal dari Allah, dari atas. Manusia berasal dari bawah, dari dunia. Maka tidak “nyambung.”

Kita harus punya “antena” yang bisa “ngeklik” dengan Allah agar kita bisa mengerti maksud Allah. Agar bisa menyamakan frekuensi kita dengan Allah, maka kita harus punya Roh Allah.

Yesus mencurahkan Roh-Nya pada saat Pentakosta. Dengan Roh itu kita akan mengenal Allah dalam diri Yesus dan karya-Nya. Sudahkah kita “klik” dengan Allah?

Rumah mewah mepet sawah,
Dibangun megah di ujung desa.
Agar kita ngerti kehendak Allah,
Jadilah subscriber dan folllower-Nya.

Cawas, harus banyak mendengarkan…

Puncta 28.03.23
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:sesawi.net

Artikel Terkait