PERANG Baratayuda telah dimulai. Banyak panglima dan prajurit Kurawa gugur di medan pertempuran. Mereka akhirnya mengajukan Pandita Durna menjadi panglima perang.
Durna adalah guru bagi kedua belah pihak. Bahkan Pandawa telah menganggap Durna seperti bapanya sendiri.
Pandawa segan dan takut menghadapi guru yang mereka hormati. Lima ksatria Pandawa itu tidak berani maju berperang dengan Durna.
Kresna sebagai penasehat Pandawa harus mencari cara agar Durna bisa dikalahkan.
Akhirnya, Kresna sebar berita hoax atau bohong ke seluruh pasukan musuh bahwa Aswatama, anak Durna mati. Berita kematian Aswatama ini sampai ke telinga Durna. Hancur luluh perasaan Durna. Ia kehilangan anak satu-satunya.
Durna tidak percaya pada berita yang beredar. Ia bertanya kepada Arjuna, Bima dan adik-adiknya. Mereka mengiyakan bahwa Aswatama mati.
Masih ada satu ksatria jujur yang bisa jadi tumpuan harapan yakni Puntadewa. Dia adalah raja yang tidak pernah berdusta. Hitam dibilang hitam, putih dibilang putih.
Durna bertanya kepada Puntadewa, apakah benar Aswatama mati di medan perang?
Karena pikiran dan perasaan yang sudah hancur, Durna tidak begitu jelas mendengar apa yang dikatakan Puntadewa.
Umur sudah lanjut, pendengaran sudah berkurang membuat penangkapannya keliru. Ia pulang dengan gundah gulana, hancur seluruh harapan hidup. Di tengah jalan Durna dibunuh oleh Trustajumena.
Durna sebenarnya tidak mudah percaya. Tetapi karena berita bohong yang terus ditiupkan dengan gencar, ia luluh juga. Ia tidak menemukan kebenaran. Ia putus asa dan mati dalam ketidak-percayaan.
Hari ini kita merayakan Santo Thomas, salah satu rasul Yesus. Ia tidak mudah percaya oleh berita teman-temannya bahwa Yesus bangkit. Ia tidak percaya begitu saja dan terus mencari sumber terpercaya.
“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya,” kata Thomas. Untungnya, dia bertemu dengan Yesus yang telah bangkit.
Dengan bertemu langsung, melihat dengan matanya dan meraba dengan tangannya, Thomas mendapatkan bukti Yesus yang bangkit. Ia tidak percaya pada omongan orang lain, tetapi ia mencari sumber utama.
Thomas akhirnya menjadi percaya dan mengakui imannya, “Ya Tuhanku dan Allahku.”
Apakah kita mau menjadi Thomas atau Durna? Dari mereka kita belajar untuk tidak mudah percaya pada berita bohong, cerita gosip, omongan orang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Carilah sumber utama seperti Thomas yang akan menolong kita mencari kebenaran.
Berkunjung ke rumah Pak Parhusip.
Diajak keliling ke Danau Toba.
Jangan mudah percaya pada gosip.
Carilah kebenaran dari sumber utama.
Cawas, berbahagialah yang percaya
Puncta 03.07.23
Alexander Joko Purwanto Pr
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : | sesawi.net |