SOLO,LOKAWARTA.COM-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Solo Raya terjaga stabil dengan mencatatkan kinerja dan pertumbuhan positif pada periode April 2024.
“Ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan profil risiko yang terjaga,” kata kepala OJK Solo Eko Hariyanto, Jumat (21/6/2024).
Berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi April 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy.
Aset perbankan naik sebesar 4,73 persen menjadi Rp118,69 triliun dari sebelumnya Rp113,33 triliun. Kredit/Pembiayaan perbankan juga tumbuh sebesar 3,75 persen mengalami peningkatan sebesar Rp3,88 triliun.
Selain itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,78 persen menjadi Rp96,42 triliun.
Selanjutnya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada April 2024 masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 111,36 persen.
Adapun penyaluran kredit perbankan berdasarkan sektor ekonomi didominasi oleh penyaluran kredit industri pengolahan sebesar Rp30,12 triliun kemudian kredit untuk perdagangan besar dan eceran sebesar Rp27,23 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit terbesar dalam bentuk kredit modal kerja sebesar Rp61,54 triliun dan kredit terbesar berdasarkan jenis usaha adalah kredit untuk kategori bukan UMKM sebesar Rp59,63 triliun.
Perkembangan Pasar Modal
Berdasarkan data posisi April 2024, perkembangan jumlah investor Pasar Modal di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan secara ytd sebesar 26.817 SID (6,35 persen) dibandingkan Desember 2023, dari 422.071 SID menjadi 448.888 SID.
Tren positif tersebut juga terlihat secara yoy, jumlah SID mengalami peningkatan dari 379.771 SID pada April 2023 menjadi sebesar 448.888 SID pada posisi April 2024. SID dimaksud meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan SID E-BAE.
Berdasarkan data OJK posisi April 2024, terdapat penurunan nilai transaksi saham di wilayah Karesidenan Solo secara ytd sebesar Rp931,82 miliar (-35,79 persen), dari Rp2,60 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp1,67 triliun pada April 2024.
Namun, nilai transaksi saham mengalami peningkatan secara yoy sebesar Rp237,98 miliar (16,60 persen) jika dibandingkan dengan April 2023 sebesar Rp1,43 triliun.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |